Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Livia Diduga Bukan Korban Perampokan

Kompas.com - 22/08/2011, 19:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kapolres Jakarta Barat Komisaris Besar Setija Junianta menyangsikan mayat perempuan tak beridentitas yang mirip dengan Livia merupakan korban perampokan. Pasalnya, anting dan kalung mahasiswi Bina Nusantara itu masih utuh.

"Kami analisis dulu (korban perampokan atau tidak) karena faktanya aktanya giwang dan kalung masih ada," ujar Setija, Senin (22/8/2011), saat dihubungi wartawan.

Namun, Setija menjelaskan, tas milik korban yang berisi buku memang tak ditemukan hingga kini. Bisa jadi tas itu disembunyikan pelaku untuk menghilangkan barang bukti ataupun identitas mayat.

Selain itu, Setija juga mengakui, polisi kini mengembangkan adanya motif pemerkosaan di balik pembunuhan mayat itu. Pasalnya, saat ditemukan, rok korban sudah melorot. "Kami masih kembangkan apakah benar dia diperkosa dulu sebelum akhirnya dibunuh karena saat ditemukan roknya melorot ke bawah," kata Setija.

Adapun, sejauh ini, kepolisian baru memeriksa dua pelapor, yakni dua orangtua Livia. Sementara saksi lain, yakni dosen dan teman kampus, baru dimintai keterangan belum masuk ke dalam berita acara pemeriksaan (BAP).

Di dalam keterangan para saksi, Livia diketahui berangkat dari rumah pada tanggal 16 Agustus 2011 dengan menggunakan kemeja putih dan rok hitam menuju Kampus Universitas Bina Nusantara untuk mengikuti ujian. Seusai mengikuti ujian, teman kampus melihat Livia masih berada di lapangan parkir.

Keluarga masih bisa mengontak Livia hingga 17 Agustus 2011, tetapi tidak pernah dijawab. Setelah tanggal itu, ponsel Livia langsung tidak aktif.

Baru pada Minggu, 21 Agustus 2011, seorang warga menemukan sesosok mayat tak beridentitas mirip Livia di sebuah kebun di wilayah Cisauk, Tangerang. Hingga kini, polisi masih menunggu hasil otopsi untuk memastikan identitas mayat tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com