Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembius Menawarkan Jamu Tolak Angin

Kompas.com - 24/08/2011, 17:51 WIB

 JAKARTA, KOMPAS.com — Sugiyanto alias Daglek, tersangka kasus pembiusan, mengungkapkan, kawanannya selalu menggunakan jamu yang sudah dibubuhi obat tidur Sanax dalam membius korbannya. Jamu itu dibeli di tengah perjalanan dan obat tidur sudah disiapkan sebelumnya.

"Saat di perjalanan, kami berhentiin mobilnya dulu. Bilangnya mau beli jamu pegal linu," tutur Daglek, Rabu (24/8/2011) di Polda Metro Jaya.

Setelah membeli jamu, seorang tersangka lain, yakni Katro, mencampurkan obat tidur Sanax ke dalam jamu itu dan menawarkannya kepada korban. "Nih, coba minum dulu jamu tolak angin supaya nanti di jalan enggak gampang masuk angin," ucap Daglek seraya menirukan cara Katro merayu korban.

Seusai korban meminum jamu itu, tak lama ia pun tak sadarkan diri. Harta benda korban kemudian dirampas. Daglek mengaku, dirinya beraksi bersama dengan empat orang lain, antara lain, Ciko, Roni, dan Alek. Dalam sebulan beraksi, Daglek dan komplotannya berhasil mengambil ponsel, BlackBerry, laptop, dan uang tunai. Target mereka adalah para penumpang yang baru saja tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. "Biasanya korbannya laki-laki yang lagi cari mobil," ungkap Daglek.

Anggota komplotan itu lalu mendekati calon korban dan menanyakan tujuannya. Ketika itu, pelaku mengajak menggunakan taksi bersama dengan alasan tujuan mereka searah. Setelah korban menyanggupi, pelaku kemudian menghubungi temannya lain yang meminta untuk dijemput. Taksi pun menjemput penumpang-penumpang lain yang ternyata adalah anggota komplotan yang sama.

Oleh pelaku, para penumpang diajak melanjutkan perjalanan dengan memakai mobil Suzuki APV yang sudah menunggu di Rawasari, Jakarta Pusat. Di dalam mobil itulah, aksi pembiusan dilakukan.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Gatot Edy Pramono mengimbau agar masyarakat tidak mudah terbuai bujuk rayu orang yang baru dikenal. "Jangan sampai mudah percaya. Jangan menerima pemberian orang, entah minuman atau apa pun. Kalau ada yang mencurigakan, langsung lapor kepada kami," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com