Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuh Livia Mengincar Perempuan

Kompas.com - 27/08/2011, 03:48 WIB

Hilangnya Livia Pavita Soelistio (21) akhirnya terkuak setelah mayatnya ditemukan di Cisauk, Tangerang, Minggu (21/8). Polisi bahkan berhasil mengungkap misteri kematian Livia dan menangkap empat pembunuh mahasiswi Bina Nusantara tersebut lima hari berselang.

Keempat tersangka itu adalah dua pembunuh Livia, RH dan IN, serta SR dan AB yang menjadi penadah telepon seluler milik Livia. Polisi kini memburu dua tersangka lain, salah satunya adalah si pemerkosa.

”Empat orang kami tangkap di Jakarta Barat dan dua orang lagi masih diburu,” kata Kepala Polres Jakarta Barat Komisaris Besar Setija Junianta, Jumat (26/8) malam, didampingi Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Baharudin Djafar.

Livia dikabarkan menghilang seusai ujian skripsi di kampus Binus, Kemanggisan, 16 Agustus. Hasil penyelidikan polisi, mahasiswi jurusan Sastra Mandarin ini keluar kampus sekitar pukul 13.00 dan menghentikan angkutan kota (angkot) M24 jurusan Slipi-Srengseng. ”Pelaku awalnya hanya ingin merampas barang korbannya dan kebetulan Livia yang naik angkot tersebut,” kata Setija.

Saat Livia masuk ke mikrolet, tiga laki-laki sudah duduk di dalam, selain sang pengemudi. Keempat orang ini kemudian merampas barang-barang berharga Livia, seperti telepon seluler, uang, dan tas beserta isinya.

Namun, menghadapi Livia yang melawan dan meronta, pelaku malah panik. Seorang pelaku membekap Livia, yang lain mencekiknya hingga Livia lemas. Panik melihat korbannya tak bergerak, mereka memutuskan membawa korban ke Cisauk, Tangerang.

Kejahatan yang berlangsung di dalam angkot ini tak terlihat dari luar karena jendela kendaraan menggunakan kaca film.

Parahnya, salah satu pelaku sempat melampiaskan nafsu bejatnya sebelum bersama yang lain membuang Livia di saluran air Suradita, Cisauk. ”Livia dibuang di Cisauk sekitar pukul 16.00-16.30,” kata Setija.

Livia pergi dari tempat indekos di Rawa Belong untuk ujian skripsi dengan mengenakan kemeja putih dan rok hitam. Dua busana ini melekat di tubuhnya, yang saat ditemukan pada Minggu (21/8) sore sudah membusuk, tetapi celana dalam melorot hingga paha. Selain itu, Livia juga masih mengenakan kalung berbandul liontin Dewi Kuan Im. Keluarga dapat mengidentifikasi Livia dengan cepat karena mengenal kalung dan busana yang dipakai Livia.

Polisi dapat menelusuri identitas pelaku setelah mendapati dua telepon seluler milik Livia, yakni Sony Ericsson dan Blackberry Javelin, yang dijual pelaku lewat penadah.

Tersangka pembunuh Livia ini sebagian adalah sopir tembak dan kernet mikrolet M24 yang awalnya bermotif materi.

Livia, anak semata wayang pasangan Hermanto-Yusnia Chandra, telah dinyatakan lulus ujian skripsi sebelum bernasib tragis. Mayatnya sudah dikremasi dan abunya dilarung ke laut oleh keluarganya.

Haris Suhendra dari Corporate Communication Binus mengatakan, Livia rencananya diwisuda pada pertengahan November ini. ”Dia termasuk anak yang cerdas dan lulus dengan predikat cum laude,” kata Haris.

Pakar psikologi forensik sekaligus pengamat kriminologi, Reza Indragiri Amriel, mengatakan, apa yang terjadi pada Livia adalah bentuk kejahatan collateral damage. Artinya, aksi kejahatan terjadi di luar dugaan dan berakhir lebih tragis.

Menilik modusnya, kasus Livia ini dapat menimpa siapa pun.    Perampasan barang berharga di dalam angkot bukan baru sekali ini terjadi, tetapi siapa menyangka jika perampasan itu harus berujung pada kematian.

   Reza berharap aparat kepolisian dapat konsisten memberantas kejahatan serupa agar tidak ada korban lagi.

(HARRY SUSILO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com