Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Titik-titik Rawan

Kompas.com - 03/09/2011, 01:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Puncak arus balik Lebaran di semua jalur mudik diperkirakan terjadi mulai Sabtu (3/9) ini dan terus berlanjut hingga Minggu. Pemudik dengan kendaraan pribadi dan sepeda mo-tor diimbau mewaspadai titik-titik rawan kecelakaan dan banyak beristirahat selama di perjalanan.

Pintu Tol Cikampek di Cikopo, yang sebelumnya hanya diperuntukkan bagi kendaraan dari arah Jakarta (arus mudik), sejak Jumat kemarin sekitar pukul 18.00 dibuka untuk arus balik.

Menurut Kepala Pos Cikopo Ajun Komisaris Besar Irman Sugema, lima dari delapan pintu tol kini diperuntukkan bagi arus balik, sedangkan tiga pintu untuk arus dari Jakarta. Polisi juga menyiapkan jalur lain yang bisa dilalui pemudik apabila pintu tol di Cikopo padat, yakni melalui pintu tol Kalihurip, Karawang timur, atau pintu tol Sadang.

Dari pantauan Kompas di jalur pantura menuju Tol Cikampek, kemarin, lalu lintas terlihat padat, tetapi masih lancar mengalir. Arus balik yang melalui Brebes akan memuncak Sabtu ini hingga Minggu.

Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Brebes Ajun Komisaris Hary Ardianto mengatakan, polisi akan membuat pola 3-1, yaitu tiga lajur untuk arus balik (dari timur menuju Jakarta) dan satu lajur untuk arus dari barat. Pusat oleh-oleh telur asin di Jalan Diponegoro yang biasa dipadati pemudik akan ditertibkan.

Dari pantauan Kompas di Nagreg, jalur lingkar Nagreg lebih banyak dilintasi sepeda motor. Sejak pukul 12.30 hingga pukul 19.30, terdapat 18.850 sepeda motor yang melintas. Jumlah itu jauh lebih banyak dibandingkan angkutan kota, mobil barang, dan mobil pribadi yang berjumlah 7.611 unit. Secara keseluruhan, kendaraan yang mengarah ke Bandung melewati jalan lingkar Nagreg berjumlah 57.395 unit sejak pukul 00.00 hingga 19.30.

Sejumlah pemudik bersepeda motor berharap pemerintah melengkapi jalan lingkar Nagreg dengan lajur khusus sepeda motor. Sebab, sebagian besar pengguna jalan baru itu adalah sepeda motor yang rata-rata melaju dengan kecepatan 60 kilometer per jam.

Jalur Bakauheni-Merak

Arus balik Lebaran di Pelabuhan Bakauheni, Lampung-Merak, Banten, kemarin mulai terlihat ramai. Antrean kendaraan dan penumpang yang naik feri mulai memadati Pelabuhan Bakauheni, Jumat siang.

Manajer Operasional PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Ferry Bakauheni Heru Purwanto memprediksi puncak arus terjadi hari ini. ”Bisa mencapai 100-an trip (perjalanan) feri per hari, bisa juga lebih,” ucap Heru.

Puncak arus balik pemudik menggunakan bus juga diperkirakan hari ini dan besok. Kepala Terminal Bus Cicaheum, Bandung, Jujun Junaedi berujar, arus balik didominasi penumpang dari Jawa Tengah dan beberapa daerah di Jawa Barat, seperti Tasikmalaya, Cirebon, dan Ciamis.

Prediksi puncak arus balik juga membuat pengelola terminal, stasiun kereta api, pelabuhan laut, serta Bandara Internasional Juanda, Surabaya, sibuk. Firston Mansyur dari Humas Bandara Internasional Juanda mengatakan, pemudik memburu tiket pada Sabtu dan Minggu agar bisa kembali bekerja hari Senin.

Sementara itu, antrean kendaraan di Pelabuhan Ketapang mulai tampak. ASDP menyediakan tenda sepanjang 32 meter dan kipas angin untuk penyeberang bersepeda motor.

Waspadai jalur rawan

Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengimbau pemudik agar mewaspadai jalur rawan kecelakaan. Selain itu, pemudik juga diharapkan banyak beristirahat.

”Sekitar 65 persen kecelakaan terjadi karena faktor manusia. Karena itu, banyak istirahat adalah salah satu cara mengurangi risiko kecelakaan,” ujar Bambang di Stasiun Purwosari, Solo.

Sejumlah titik rawan kecelakaan karena buruknya infrastruktur. Jalan yang bergelombang, meski tampaknya sepele, bisa berakibat fatal. Untuk itu, angkutan Lebaran menjadi satu solusi guna meredam banyaknya pemudik bersepeda motor.

DPR setuju jika pemerintah mengajukan dana subsidi (public service obligation/PSO) khusus untuk angkutan Lebaran.

”Tujuannya, meminimalisasi angka kematian pemudik,” kata Wakil Ketua Komisi V DPR Nusyirwan Soejono. ”Dari awal, saya sudah sepakat apabila ada subsidi untuk angkutan Lebaran. Hanya saja dibutuhkan sistem dan mekanisme pembayaran yang pas sehingga tidak menyulitkan operator,” katanya.

Ditegaskan Nusyirwan, selama ini selalu ada ketidaktepatan dalam penghitungan PSO untuk kereta api. Padahal, sejak tahun 2000 ada PSO bagi kereta api. ”Bila pemerintah mampu memformulasikan penghitungan PSO dengan tepat, pasti kami kabulkan,” ujarnya.

Hingga hari-H Lebaran, misalnya, belum ada dana PSO terkucur bagi PT Kereta Api Indonesia, Rp 639 miliar. Dana subsidi bagi PT Pelni, Rp 900 miliar, juga belum cair.

Nusyirwan mengatakan, realisasi dana subsidi seharusnya didasari oleh pengabaian pemerintah terhadap kendaraan umum. ”Sudah terlalu lama perhatian terhadap angkutan umum sangat rendah. Akibatnya, rakyat memilih jalannya sendiri, naik sepeda motor,” katanya.

(WIE/HEI/RON/RYO/CHE/PRA/ACI/WER/NIT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com