Jakarta, Kompas -
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Prabowo Respatiyo Caturroso, Rabu (7/9), di Jakarta, mengatakan, rapat Menko Perekonomian Agustus 2011, dihadiri Menteri Pertanian Suswono dan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, menetapkan tambahan kuota impor daging sapi tahun ini 28.000 ton.
Meski begitu, Prabowo tidak merespons ketika ditanya apakah surat persetujuan pemasukan atau izin impor daging sapi sudah dia tanda tangani.
Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi Kerbau Indonesia Teguh Boediyana mengatakan, dari informasi yang dia dapat, tambahan impor daging itu untuk realisasi September-Desember 2011.
Menurut Teguh, tambahan impor daging indikasi pemerintah tidak konsisten dengan kebijakannya, terutama terkait swasembada daging sapi.
”Dengan hasil sensus populasi sapi tahun lalu sebanyak 14,8 juta ekor, idealnya Indonesia tidak lagi mengimpor daging sapi. Karena populasi sapi hasil sensus terbaru BPS sudah melebihi target populasi sapi 2011, seperti yang ditetapkan dalam cetak biru (blue print) swasembada daging sapi nasional,” kata Teguh.
Selain itu, penambahan alokasi impor daging sapi berpotensi menekan harga sapi lokal. Padahal, baru saja peternak bisa menikmati harga sapi dengan tingkat harga yang ideal dan menguntungkan.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Distributor Daging Indonesia Ahmad Hadi mengatakan, saat ini, harga daging sapi dalam negeri dan sapi impor sudah ideal. Dengan tingkat harga seperti itu, usaha persapian menguntungkan semua, baik peternak, perusahaan penggemukan, maupun pedagang dan konsumen.
Saat ini, harga per kilogram berat sapi hidup Rp 23.000-Rp 24.000 per kilogram. Kalau sudah menjadi daging dipotong karkas dan lainnya, harga daging sapi jadi Rp 55.000-Rp 60.000 per kilogram. Harga sapi impor di tingkat konsumen Rp 63.000-
Hadi bisa memahami keinginan pemerintah menambah impor daging sapi. Namun, saat ini waktunya tidak tepat. Karena pasca-Lebaran, daya beli masyarakat terhadap produk sapi rendah. ”Kalau impor dilakukan sekarang, kami khawatir akan menekan harga sapi lokal,” katanya.
Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia Joni Liano mengatakan, semester I-2011 alokasi impor daging sapi 40.000 ton dan semester II-2011 32.000 ton.