Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Bijak Salahkan Tol Cipularang

Kompas.com - 08/09/2011, 18:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Faktor penyebab kecelakaan berulang di beberapa titik ruas tol Cipularang (Cikampek-Purwakarta-Padalarang), Jawa Barat harus dilihat dengan cermat, termasuk bagaimana sebenarnya tingkat kedisiplinan para pengguna jalan tol dan kondisi kendaraan yang digunakan.

Untuk itu, semua stakeholder, mulai dari pihak Jasa Marga sebagai operator jalan tol Cipularang, para pengguna hingga petugas lapangan serta patroli kepolisian perlu melakukan evaluasi lapangan, sebagai dasar membuat kebijakan lebih lanjut dalam mencegah kejadian berulang.

“Ini sangat mendesak, agar pihak operator juga bisa mendapatkan gambaran jelas dan komprehensif mengenai faktor penyebab kecelakaan. Karena menyalahkan secara langsung konstruksi jalan tol yang sudah dibangun sesuai standar internasional tersebut, bukanlah solusi,” tandas Direktur Eksekutif Indonesia Toll Road and Transportation Watch (IntoTransWatch) Noviar di Jakarta, Kamis (8/9/2011).

Menurut Noviar, dalam beberapa pengamatan lapangan yang dilakukan IntoTransWatch sepanjang tol Cipularang, faktor manusia pengguna jalan tol justru sangat berperan. Misalnya para pengemudi kerap tidak mematuhi rambu-rambu yang tersedia sepanjang tol dan kadang tidak menyadari betul bagaimana kondisi kendaraan yang digunakan.

Menuding tol Cipularang tidak laik pakai dari sisi konstruksi, tentu tidaklah bijak, karena pembangunan jalan tol yang sudah beroperasi selama lima tahun tersebut sudah melalui proses panjang, mulai dari studi kelayakan, design jalan hingga pembangunan konstruksi sesuai standar tol dengan biaya sangat besar.

“Memang kontur jalan tol mulai dari Cikampek hingga Padalarang sepanjang 58,5 kilometer punya kemiringan agak menipu dan kelokan sentrifugal, membutuhkan tingkat kehati-hatian mengendara yang tinggi. Apalagi faktor ngantuk, seringkali menerpa pengendara di jalan tol,” papar Noviar.

Noviar sendiri mengapresiasi langkah cepat pihak Jasa Marga untuk memasang marka kejut di sepanjang kilometer 97-100, sebagai salah satu cara mencegah agar pengemudi tidak cepat mengantuk.

“Tetapi, pihak operator juga perlu memikirkan cara-cara lain untuk mencegah kecelakaan, termasuk mengedukasi pengguna jalan tol. Hal sederhana misalnya, lajur kanan untuk mendahului seringkali digunakan menjadi lajur lambat, sehingga banyak pengendara mendahului lewat lajur kiri,” tegas Noviar.

Soal faktor ngantuk pengendara bisa menjadi penyebab kecelakaan berulang di tol Cipularang, juga diakui Kapolri Jenderal Timur Pradopo. “Itu kondisi saat jam-jam pengemudi mengantuk,” ujar Pradopo di Jakarta, Kamis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com