Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Relokasi SMA 6 dan SMA 70 Bukan Solusi

Kompas.com - 20/09/2011, 12:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Tawuran antara SMA 6 dan SMA 70 memang seolah telah mendarah daging dan menjadi tradisi siswa yang bersekolah di situ. Tidak mengherankan jika kedua sekolah ini kerap terlibat konflik lantaran posisinya berdekatan.

"Tapi usulan untuk menjauhkan kedua sekolah juga bukan cara yang tepat," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto di Balai Kota, Jakarta, Selasa (20/9/2011).

Menurutnya, pemisahan posisi kedua sekolah tersebut hanya akan mengakibatkan siswa kedua sekolah semakin berseteru jika bertemu. Justru lebih baik jika dilakukan kegiatan-kegitan persahabatan, seperti kegiatan olahraga atau kesenian.

Prijanto juga meminta kepada Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk menyatukan siswa yang masih aktif melalui para alumnusnya. Alumni harus mengajarkan untuk menghapuskan doktrin tradisi tawuran dan kekerasan.

"Kalau masih di lingkup sekolah yang mendidik guru, kalau di rumah orangtua. Guru juga perlu memberikan pemahaman mengenai peran dan fungsi media. Itu memang tugas media saat meliput, yang tidak boleh dimusuhi," tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Imam Sugianto memang mengusulkan pemindahan kedua sekolah tersebut. Hal tersebut bisa dijadikan salah satu alternatif untuk meredam terjadinya tawuran antarpelajar di sana.

Seperti diberitakan sebelumnya, beberapa siswa meminta paksa kaset dari wartawan Trans7, Oktaviardi, saat meliput aksi tawuran yang terjadi pada Jumat (16/9/2011). Pada Senin (19/9/2011), puluhan wartawan kemudian menggelar aksi damai di depan SMA 6. Namun, mendadak aksi tersebut berbuntut ricuh.

Beberapa wartawan mendapatkan perlawanan dari siswa SMA 6 sehingga mengalami luka-luka, di antaranya fotografer Kompas.com Banar Fil Ardhi, fotografer Seputar Indonesia Yudhistiro Pranoto, fotografer Media Indonesia Panca Syaukani, dan fotografer Sinar Harapan Septiawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com