Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Feeder Busway" Tidak Akan Bikin Macet

Kompas.com - 28/09/2011, 20:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah sempat mundur, akhirnya tiga rute feeder busway diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Feeder ini dipercaya dapat memudahkan masyarakat menuju koridor-koridor busway dan mengurangi kemacetan.

"Dengan adanya bus penghubung busway ini, diharapkan semakin menunjang kenyamanan dan kemudahan warga Jakarta untuk mencapai koridor-koridor busway," kata Fauzi Bowo di Jakarta, Rabu (28/9/2011).

Beberapa koridor yang terintegrasi dengan tiga rute feeder ini antara lain Koridor I (Blok M-Kota), Koridor II (Pulo Gadung-Harmoni), Koridor III (Kali Deres-Harmoni), Koridor VIII (Lebak Bulus-Harmoni,) dan Koridor IX (Pluit-Pinang Ranti).

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan 15 bus untuk tiga rute ini. Jumlah penumpang untuk satu angkutan pengumpan ini diperkirakan sebanyak 350 orang per hari. Dengan demikian, jumlah penumpang yang dapat diangkat oleh seluruh armada yang beroperasi adalah 5.250 orang per hari.

Tiga rute feeder busway awal ini adalah Rute I untuk Sentra Primer Barat-Daan Mogot, Rute II antara Tanah Abang dan Balaikota, dan Rute III yang menghubungkan Sudirman Central Bisnis Distrik (SCBD)-Senayan. Harga tiket angkutan dibanderol Rp 6.500 per orang, dengan rincian Rp 3.500 untuk tiket bus Transjakarta dan Rp 3.000 untuk tiket feeder busway.

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Royke Lumowa mengatakan, keberadaan feeder busway ini sangat baik untuk mengurai kemacetan. Ia menilai keliru jika ada anggapan bahwa keberadaan feeder ini mengakibatkan kemacetan di wilayah yang dilintasi. "Ini kendaraannya besar dan kapasitasnya banyak. Jumlahnya juga hanya 15 armada di tiga rute," kata Royke.

Ia mengibaratkan, jika satu mobil pribadi yang umumnya hanya mengangkut dua orang sedangkan satu bus feeder mampu mengangkut 35 penumpang, maka angkutan massal ini sama dengan kapasitas 17 hingga 18 mobil. Jika masyarakat mulai beralih ke transportasi umum, Royke memperkirakan kemacetan dapat teratasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com