Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Jakarta Tempo Dulu di Lebaran Betawi

Kompas.com - 01/10/2011, 13:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com--Seperti tahun-tahun sebelumnya, Lebaran Betawi kembali digelar oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Badan Musyawarah Masyarakat (Bamus) Betawi di Lapangan PIK Cakung, Jakarta Timur.

Masyarakat dapat menikmati suasana Jakarta Tempo Dulu yang ditawarkan dalam perhelatan kali ini. "Masyarakan dapat menikmati suasana Jakarta Tempo dulu atau kampung besar Jakarta masa lalu," kata Ketua Panitia Pelaksana Lebaran Betawi 2011, Idawara, di Jakarta, Sabtu (1/10/2011).

Tidak hanya itu, masyarakat juga dapat menikmati musik gambang kromong, ondel-ondel, rumah tradisional betawi, Lenong, batik betawi, irama gambus dan juga musik dangdut. Tahun ini merupakan penyelenggaraan keempat dengan mengambil tema "Membangun Persaudaraan Universalitas?"

Tema ini diambil sebagai bagian dari upaya membangun kebersamaan antara semua anak bangsa dalam membangun Jakarta yang pluralis," jelasnya. Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, yang membuka acara ini mengatakan bahwa Lebaran Betawi memiliki arti penting dan merupakan momentum strategis untuk melestarikan, mengembangkan dan mempromosikan budaya Betawi.

Selain itu, juga meneguhkan kehidupan warga Jakarta yang agamis, toleran, terbuka, akrab dalam pergaulan dan penuh persaudaraan.

"Orang Betawi adalah warga yang selalu menunjukan sikap toleransi yang tinggi. Kita tidak akan menjumpai kota lain di Indonesia dengan tingkat kemajemukan yang beragam seperti di Ibukota," tutur Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo.

Menurutnya, keberagaman ini merupakan sumber kekuatan dan keunggulan komparatif yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan daya saing dan citra kota Jakarta. Jadi, sudah semestinya semua warga Jakarta terus mempererat tali silaturahmi.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Ketua Umum Bamus Betawi, Nachrowi Ramli, Ketua Dewan Kehormatan, Edy M Nalapraya, Ketua Dewan Penasihat, Effendi Yusuf, jajaran MUSPIDA Provinsi DKI Jakarta, tokoh masyarakat Jakarta, perwakilan etnis Nusantara, Ulama dan Habaib Betawi, Bupati dan Walikota Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi.

Sementara itu, sebanyak 25.000 masyarakat diperkirakan tumpah ruah dalam kegiatan rutin tahunan yang akan digelar selama dua hari yakni 1 Oktober dan 2 Oktober.

Lebaran Betawi sendiri memiliki makna bahwa kaum muda tidak boleh lupa untuk menghargai kaum tua. Biasanya gaya bersilaturahim orang Betawi saat berlebaran adalah membawa anteran atau hantaran. Jadi saat berkunjung, seorang anak kepada orang tuanya atau yang muda kepada yang lebih tua, akan membawa anteran atau gegawan.

Anteran tersebut berbentuk makanan khas seperti dodol, geplak, wajik, semur daging dan lain-lain. Seiring berkembangnya peradaban, bentuk hantaran kini selain berbentuk makanan khas, ada pula berupa parsel dan lain-lain, namun intinya tetap sama, yaitu menghormati orang tua atau yang dituakan atau yang lebih tua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com