JAKARTA, KOMPAS.com — Terpidana teroris, Abu Bakar Ba'asyir (73), tidak menanggapi serius tudingan dari sejumlah kalangan yang selalu mengaitkan dirinya dengan peristiwa pengeboman yang dilakukan oleh sekelompok orang.
Terakhir, kelompok besutannya, Jamaah Anshorud Tauhid (JAT), diduga terkait dalam peristiwa bom di Gereja Bethel Injil Sepenuh, yang dilakukan Pino Damayanto alias Hayat. Pino dikabarkan merupakan mantan anggota JAT.
"Itu kan memang pengin memberatkan saya. Hanya itu," ujar Ba'asyir sambil tersenyum di Bareskrim Polri, Senin (3/10/2011).
Ia menyatakan, orang yang melakukan pengeboman tidak melakukan ibadah dan berperilaku tidak sesuai dengan syariat Islam. "Yang bikin bom itu salah, malah enggak boleh yang kaya gitu. Enggak boleh bom sembarangan. Itu ibadah yang ngawur. Itu hanya sekadar emosi, tidak berdasarkan syariat. Itu bodoh, tidak mengerti agama," ucapnya.
JAT, kata Ba'asyir, tidak pernah mengajarkan jihad dengan senjata, tetapi dengan dakwah. Ia mengakui, tak ada ajaran jihad dengan melakukan pengeboman seperti yang sering ditudingkan terhadap JAT.
"JAT tidak penah mengajarkan seperti itu. Enggak ada seperti itu. Bahkan jihad menggunakan senjata, JAT punya garis sendiri. Belum mampu sekarang. Jadi, jihadnya hanya dakwah. Jihad itu tidak boleh emosi. Harus ikhlas dan sesuai kemampuan. Jadi, tidak seenaknya sendiri," tuturnya.
Seperti diketahui, selain Pino alias Hayat, nama Muhammad Syarif pelaku bom bunuh diri di Masjid Adz Dzikro, Cirebon, juga disebut-sebut merupakan mantan anggota JAT Cirebon.
Kepolisian masih mendalami otak dari kelompok yang berkembang di Cirebon tersebut. Terlebih lagi, mereka juga terlibat dalam perusakan Alfamart di Cirebon pada 2010.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.