Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Minta Menkominfo Tertibkan Penyedia Jasa SMS Premium

Kompas.com - 05/10/2011, 13:52 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mohammad Feri Kuntoro (36) yang menjadi korban layanan SMS premium dan nada dering meminta pemerintah, dalam hal ini Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, bertindak tegas. Dia meminta Menkominfo segera menertibkan para penyedia layanan konten yang merugikan warga.

"Saya berharap menteri yang awasi ini bisa merapikan konten-konten provider seperti ini," ungkap Feri, Rabu (5/10/2011), seusai membuat laporan polisi di Mapolda Metro Jaya.

Dia mengaku sangat terganggu dengan layanan konten baik itu berupa SMS premium maupun nada dering gratis yang nyatanya justru membengkakkan tagihan ponselnya selama berbulan-bulan.

"Jelas merasa terganggu saya kira SMS yang masuk itu penting, tahunya hanya begitu dan nambah ke biaya pulsa saya," ujarnya.

Feri sebenarnya tidak mempermasalahkan model bisnis layanan SMS premium ataupun nada dering selama warga diberikan pilihan. "Kalau usaha itu nggak apa-apa. Tapi, kalau mau berhenti ya seharusnya bisa. Jangan seperti ini saya tidak diberi tahu harus unreg ke nomor mana," ungkap Feri.

Feri pun mengimbau warga lain segera melapor ke polisi apabila mendapat kerugian dari layanan-layanan itu. Feri yakin sudah banyak korban, tetapi karena malas melapor akhirnya tidak terungkap.

"Saya beranikan diri untuk melapor karena sudah ke operator tidak juga dibantu dan saya lihat berita polisi mengimbau untuk lapor saja," ujarnya.

Feri mengaku rugi Rp 450.000 dari Maret sampai Oktober 2011 karena terus-menerus mendapat SMS premium setiap hari dan nada dering yang tidak dia pesan. Laporan Feri pun dicatat Polda Metro Jaya dengan nomor laporan LP/3409/X/2011/PMJ/Ditreskrimsus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com