Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prostitusi adalah Citra Kuat untuk Berlusconi

Kompas.com - 09/10/2011, 02:29 WIB

”Go Pussy!” Demikian Perdana Menteri Italia bercanda pada hari Kamis (6/10) lalu di Roma. Ia mengatakan hal itu ketika mengutarakan niat mengganti nama partainya, PDL, yang artinya Partai Kebebasan Rakyat.

”Kami akan mengubah saja nama partai dari PDL menjadi ’Go Pussy’ karena PDL tidak lagi nyangkut di benak rakyat,” katanya tanpa tedeng aling-aling. Dua kata itu umumnya dikaitkan dengan genital perempuan.

Dengan popularitas yang anjlok, ditambah keadaan ekonomi Italia yang morat-marit, secara spontan ucapan Berlusconi itu membuat media di Eropa gencar mengkritiknya.

PM berusia 75 tahun ini pun semakin terkenal dengan citra prostitusi. Ramai-ramailah pula muncul pemberitaan tentang aktivitas seks Berlusconi yang dianggap tidak senonoh.

Namanya saja keblinger, rekan-rekan Berlusconi dari sesama partai berkuasa turut ”gila”. Ia menyampaikan candanya itu di hadapan para anggota parlemen dari koalisi pemerintahannya.

Bukan hanya itu, ada juga politisi oposisi yang tidak berang. ”Saya harus mengatakan bahwa canda Berlusconi itu tidak buruk,” kata Antonio Borghesi, anggota parlemen Italia dari kubu oposisi, Partai Nilai-nilai Italia.

Bebal

Tak pelak lagi Berlusconi mendapat kecaman keras. Angelo Bagnasco, kardinal terkenal di Italia, marah. ”Perangai politisi sudah kontras dengan kehormatan publik dan membuat mereka sulit berekonsiliasi dengan kelembagaan,” kata Kardinal tanpa menyebut langsung nama Berlusconi.

Nada kemarahan terus bermunculan. ”Berlusconi harus berhenti bercanda tentang hal yang tidak lucu,” kata Aldo Di Biagio, anggota parlemen dari oposisi.

Sebagian lagi meminta Berlusconi mundur saja. Mereka menegaskan, Berlusconi sudah keterlaluan.

Bukan Berlusconi namanya jika dia keder. ”Seruan agar saya mundur itu sungguh sebuah seruan yang malah kacau. Jika saya mundur, hanya akan menciptakan ketidakstabilan dan membuka ruang bagi spekulasi di sektor keuangan,” katanya enteng. (REUTERS/MON)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com