Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Korban Pelaku Paedofilia

Kompas.com - 16/10/2011, 09:22 WIB
Windoro Adi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mayat seusia siswi SD yang ditemukan di dalam kopor di Jalan Cacing, Cakung, Jakarta Timur (Jaktim), Sabtu (15/10/2011) petang, diduga adalah korban kekejaman pelaku paedofilia.

"Bisa jadi dia korban pelaku paedofil (paedofilia, ketertarikan seksual orang dewasa kepada anak berusia 12 tahun ke bawah). Kekejaman yang ditinggalkan pelaku pada jenazah luar biasa," tutur Kepala Bagian Humas Polres Metro Jaktim Komisaris Didik, Sabtu pukul 21.00.

Bibir dan sekujur tubuhnya sudah membengkak pertanda mayat mulai membusuk.

Salah seorang saksi, Marzuki (49), mengatakan, pukul 17.30, saat ia bangun tidur di depan rumahnya di Cakung Barat RT 01 RW 04, Cakung, anggota Satuan Polisi Pamong Praja ini melihat puluhan orang mengerumuni kopor biru bermerek Polo.

Kopor itu sudah dikerubungi lalat. Dari balik kopor, bau busuk tercium tajam. Marzuki lalu melaporkan kasus ini ke Polsek Metro Cakung. "Tinggi korban 110 sentimeter. Korban memakai anting warna ungu," katanya.

Kopor juga berisi baju daster merah, kelambu abu-abu, piyama handuk, dan celana pendek loreng. Panjang koper 50 sentimeter, sedangkan lebarnya 38 sentimeter.

Kepala Satuan Reserse Mobil Ditreskrimum Polda Metro Jaya Komisaris Herry Heryanto menambahkan, kopor itu dibawa ke Polsek Cakung. Di tempat itu kopor dibuka oleh tim identifikasi Polres Metro Jaktim.

"Celana lorengnya loreng abu-abu putih, sedangkan pakaian handuknya warna pink. Juga ada kartu nama Safrudin yang beralamat kantor di Kelapa Gading, Jakarta Utara," katanya.

Dari Polsek Metro Cakung, jenazah dibawa ke Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jaktim. Herry mengatakan, sejauh ini polisi telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk Marzuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com