Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Listrik Menjadi Kendala Utama KRL Selama Ini

Kompas.com - 18/10/2011, 11:38 WIB
Imanuel More

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — PT KAI mendukung perbaikan sejumlah gardu listrik meskipun hal itu berimbas pada berkurangnya pendapatan. Pasalnya, gangguan utama pengoperasian dan layanan kereta rel listrik (KRL) selama ini sebagian besar diakibatkan masalah pasokan listrik.

"Bukan beberapa (masalah) lagi. Kebanyakan memang karena masalah listrik," kata Mateta Rijalulhaq, staf Humas PT KAI Daops 1 Jakarta, Selasa (18/10/2011).

Sudah berulang kali operasi KRL terhenti atau terganggu lantaran masalah listrik. Selain rangkaian KRL, perangkat pendukung seperti pintu pelintasan otomatis dan sinyal lintasan KRL ikut tergantung pada daya listrik.

Begitu pula masalah layanan dalam kereta. Masalah AC mati, fan mati, dan lampu tidak nyala, kata Mateta, itu karena daya listrik tidak memadai. Sebab itu, pihaknya mengharapkan pengertian masyarakat atas imbas dari perbaikan enam gardu listrik. Akibat adanya perbaikan gardu yang bertujuan meningkatkan daya listrik, operasi 29 rangkaian KRL jurusan Bogor-Jakarta akan dihentikan sementara. Penghentian ini akan berlangsung mulai Kamis, 20 Oktober sampai 29 November mendatang. "Semuanya demi layanan yang lebih baik kepada pengguna KRL," kata Mateta.

Penambahan daya listrik juga memiliki tujuan jangka panjang, yaitu penambahan frekuensi operasi KRL. Rencananya, rangkaian KRL akan ditambah hingga 40 rangkaian. Namun, sebelum frekuensi perjalanan meningkat, Mateta mengingatkan, pemerintah perlu menyiapkan prasarana pendukung.

"Pintu pelintasan perlu ditambah, prasarana lainnya harus disiapkan. Kami tidak ingin frekuensi bertambah, tapi kemacetan di dekat pintu pelintasan bertambah," kata Mateta.

Dia berharap pembangunan dan rehabilitasi gardu listrik ini diikuti dengan perhatian pemerintah pada operasi dan layanan KRL yang hingga saat ini menjadi moda transportasi massal utama di Jakarta.

"Karena prasarana adalah tanggung jawab pemerintah. Itu di luar kewenangan kami," kata Mateta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com