Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SPBG Pinang Ranti Masih Belum Beroperasi

Kompas.com - 24/10/2011, 17:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Paska ledakan hebat di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Pinang Ranti, Kamis (20/10/2011) lalu, hingga Senin (24/10/2011) siang SPBG tersebut masih belum beroperasi.

Di areal SPBG yang terletak di Kecamatan Makasar, Jakarta Timur itu masih tampak bentangan garis polisi. Padahal, pihak Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta sudah mendesak agar pengelola SPBG segera mengoperasikan SPBG tersebut untuk mencegah terjadinya antrian armada bus transjakarta yang akan mengisi bahan bakar gas (BBG). Terlebih, jumlah SPBG yang ada saat ini jumlahnya sangat minim.

Pada Senin (24/10/2011), di SPBG yang dikelola PT T Energy itu tampak, sisa-sisa kerusakan paska ledakan yang melibatkan bus transjakarta bernopol B 7228 IV. Bentangan garis polisi juga masih tampak rapih terpasang mengelilingi areal SPBG. Namun, untuk Halte Pinang Ranti yang lokasinya berdekatan dengan SPBG Pinang Ranti dan sempat terkena efek ledakan, sudah beroperasi sejak Jumat (23/10/2011).

Dirut PT T Energy, Rudi Susilo mengatakan, saat ini pihaknya belum bisa memperbaiki SPBG yang dikelolanya itu lantaran masih terpasang garis polisi. Sejauh ini, pihaknya juga belum mendapatkan kabar kapan garis polisi itu akan dilepas oleh pihak kepolisian.

"Kami masih menunggu hasil penyelidikan yang dilakukan petugas kepolisian. Setelah garis polisi dilepas, kami segera memperbaiki fisik SPBG," ujar Rudi, Senin (24/10/2011).

Untuk proses perbaikan fisik, dikatakan Rudi, sebetulnya tidak memerluka waktu lama yakni, hanya 3-4 hari saja. Setelah itu rampung, barulah dia akan mengajukan izin ke Dirjen Migas untuk mengoperasikan kembali SPBG yang baru beroperasi sejak tiga tahun lalu tersebut. Akibat persitiwa ini, Rudi mengaku, selama belum beroperasi, pihaknya menderita kerugian sebesar Rp 50 juta per hari.

Kepala BLU Transjakarta, Muhammad Akbar berharap, perbaikan fisik SPBG segera dilakukan, mengingat jumlah SPBG yang ada saat ini hanya empat yang beroperasi. Akibat minimnya SPBG, membuat pengisian BBG pada bus transjakarta kerap terhambat dan sering menimbulkan antrian panjang.

”Proses penyelidikan dari kepolisian masih berlangsung dan petugas juga sudah mengambil fakta atau bukti-bukti di lapangan. Kabarnya Minggu (23/10/2011) kemarin, garis polisi akan dilepas, tapi nyatanya hingga kini masih terpasang. Kami juga belum mendapatkan hasil pemeriksaannya," kata Akbar.

Akibat tidak beroperasinya SPBG Pinang Ranti ternyata berdampak pada antrian pengisian BBG yang menjadi lebih lama yakni, 10 sampai 20 menit. Saat ini jumlah SPBG yang beroperasi yakni, SPBG di Kampung Rambutan, SPBG Jalan Pemuda, SPBG Jalan Raya Pasar Minggu dan SPBG di Jalan Daan Mogot. Sedangkan SPBG yang telah berdiri namun belum beroperasi hingga kini terdapat di kawasan Grogol (Jakarta Barat), Hek (Kramat Jati) dan di Jalan Perintis Kemerdekaan, Pulogadung (Jakarta Timur).

Akbar juga mengungkapkan, jumlah SPBG yang ada saat ini belum mencapai angka ideal, jika dibandingkan dengan jumlah bus transjakarta yang menggunakan BBG yakni sebanyak 430 bus. Idealnya setiap koridor bus transjakarta ini memiliki SPBG. Adapun bus transjakarta yang menggunakan BBG ini beroperasi di Koridor II-X. Untuk Koridor I menggunakan BBM jenis solar.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com