Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Tidak Serius Benahi Busway

Kompas.com - 25/10/2011, 05:24 WIB

Jakarta, Kompas - Pelayanan bus transjakarta yang belum maksimal ataupun infrastruktur pendukungnya yang sering bermasalah mengindikasikan penurunan perhatian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terhadap angkutan massal berbasis bus tersebut.

Tulus Abadi dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Senin (24/10), mengatakan, penurunan perhatian tersebut menunjukkan ketidakseriusan Pemprov DKI Jakarta dalam mengelola sebuah angkutan massal untuk melayani warga Ibu Kota. ”Mungkin memang kucuran dana dari pemerintah setiap tahunnya cukup besar. Namun, tidak ada evaluasi berkala dan tindak lanjut nyata dari evaluasi tersebut,” kata Tulus.

Hasil analisis YLKI adalah besarnya dukungan finansial tidak dibarengi dengan sistem keuangan yang transparan sehingga pengelolaan bus berjalur khusus ini pun tidak transparan atau tidak terukur secara pasti.

Dalam sebuah survei yang diadakan sekitar tiga bulan lalu, Tulus mengatakan, jumlah penumpang busway mencapai 400.000 orang per hari. Bukan 300.000 orang per hari seperti data resmi Dinas Perhubungan DKI Jakarta.

”Survei dilakukan satu hari. Dilakukan di beberapa titik/halte. Jam pengamatan juga sudah ditentukan. Ini semacam random sampling kemudian hasilnya dihitung dan dianalisis. Ternyata, penumpang busway dalam satu hari mencapai 400.000 orang,” tuturnya.

Menurut Tulus, kemungkinan kesalahan penghitungan jumlah penumpang berawal dari kebocoran tiket. Bisa jadi kebocoran tersebut disengaja, tetapi bisa juga ketidaksengajaan kebocoran terjadi karena sistem manual. Berbeda ceritanya kalau sudah menggunakan sistem komputerisasi, uang masuk ataupun jumlah penumpang terhitung secara otomatis.

”Padahal, peralatan komputerisasi tiket sekaligus pengadaan ruang kontrol untuk mobilitas busway hanya butuh dana Rp 32 miliar. Itu sudah langsung bisa beroperasi,” kata Tulus lagi.

Mekanisme terukur

Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta M Akbar mengatakan, kecil kemungkinan terjadi kebocoran tiket.

”Kami memiliki mekanisme pengadministrasian terukur sehingga sangat sulit untuk kasir atau petugas kami yang lain memanipulasi penjualan tiket,” kata Akbar.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com