Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Mana Etika dan Ketertiban Penumpang Bus Transjakarta?

Kompas.com - 26/10/2011, 16:33 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagai salah satu moda transportasi massal, bus transjakarta dapat dijadikan pilihan bagi warga Jakarta untuk bepergian. Namun sayangnya, etika masyarakat dalam menaiki angkutan umum masih sangat kurang. Hal ini tecermin dari kebiasaan pengguna Jakarta yang berebut saat naik atau turun dari bus transjakarta.

"Sebagian besar pengguna bus transjakarta masih banyak yang menilai buruk etika warga Jakarta ketika naik atau turun dari bus transjakarta," kata anggota Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, di Jakarta, Rabu (26/10/2011).

Berdasarkan hasil survei dari YLKI, sekitar 44,99 persen responden menilai buruk hak dan kewajiban pengguna ketika di dalam bus, antre, naik dan turun. Sementara sebanyak 40,42 persen menilai cukup, dan hanya 14,59 persen yang menilai baik terhadap hal ini.

Memang pada kenyataannya sebagian besar pengguna transjakarta tidak pernah sabar untuk naik atau turun dari bus transjakarta. Berbagai alasan diungkapkan oleh para pengguna mengapa mereka bersikap demikian. Padahal, naik dan turun dengan terburu-buru cukup berbahaya bagi pengguna.

Para petugas transjakarta pun tak pernah berhenti mengingatkan para penumpang agar mendahulukan yang hendak turun terlebih dahulu. Selanjutnya, bagi yang ingin naik pun untuk tidak saling mendorong dan menempati tempat yang masih kosong sehingga tidak bergerombol di depan pintu.

"Saya sering kesal, saat bus transjakarta tidak terlalu penuh, petugas hanya menaikkan sedikit penumpang. Padahal sudah menumpuk banyak di halte," ungkap salah seorang pengguna bus transjakarta, Diandra, di Halte Sarinah, Jakarta, Rabu (26/10/2011).

Menurut dia, jarak antara satu bus dan bus di belakangnya tidak jelas. Ia pun menolak disalahkan jika banyak pengguna bus transjakarta yang terkesan brutal saat akan naik atau turun dari bus transjakarta.

"Bayangkan saja, kami sudah menunggu lama tanpa ada kejelasan kapan datang busnya. Haltenya pengap dan panas. Jadi, saat bus datang, langsung dorong-dorongan dan rebutan," jelasnya.

Kendati demikian, ia menuturkan bahwa ia tidak setuju dengan para penumpang yang bergerombol di depan pintu karena itu mengakibatkan penumpang yang akan turun dan naik menjadi sulit.

"Apa susahnya sih mundur sedikit kalau memang halte tujuannya masih jauh dan di belakang masih kosong. Yang mau turun jadi ribet. Yang mau naik juga kasihan, risikonya bisa kejepit pintu lho," keluhnya.

Sementara itu, Ketua Komunitas Pengguna Transjakarta David Chyn mengatakan,  melalui situs www.suaratransjakarta.org sudah memberikan panduan dan saran bagi para penumpang transjakarta agar memperhatikan kenyamanan bersama saat menaiki bus transjakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com