Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Transjakarta Khusus Perempuan Sulit Direalisasikan

Kompas.com - 26/10/2011, 17:18 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wacana untuk memisahkan penumpang lelaki dan perempuan dalam transjakarta sudah lama diungkapkan. Hal ini bertujuan untuk mencegah tindak pelecehan seksual yang kerap terjadi di angkutan umum, salah satunya di transjakarta.

"Banyak terjadi pelecehan seksual di angkutan umum. Bentuk pemisahan antara laki-laki dan perempuan bisa jadi pilihan," kata anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Nasrullah, di Jakarta, Rabu (26/10/2011).

Pemisahan ini sudah diterapkan pada moda transportasi massal kereta api listrik (KRL) dengan adanya kereta khusus wanita. Namun, hal ini tentu saja tidak dapat disamakan dengan transjakarta. Oleh karena itu, pemisahan penumpang laki-laki dan perempuan justru tidak efektif pada transjakarta.

Anggota Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, mengatakan bahwa pemisahan penumpang ini hanya menambah penumpukan penumpang di halte. Ini lantaran penumpang perempuan kerap memilih bus yang masih kosong.

"Penumpang perempuan lebih memilih untuk cari bus yang kosong. Jadi, mereka bisa duduk. Itu sering menghambat penumpang lain," ungkap Tulus. Ditambah lagi, ketersediaan bus saat ini tidak dapat mengakomodasi sistem tersebut.

Sistem pemisahan juga dapat berimbas pada headway yang semakin lama sehingga target headway tiga menit sekali akan susah tercapai. Mengenai penambahan bus, anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta dari Partai Hanura, Rukun Santosa, mengungkapkan bahwa hal itu harus segera dilakukan agar masyarakat Jakarta mau segera beralih ke angkutan massal.

"Penambahan bus harus diutamakan karena keluhan warga selama ini kan headway-nya lama. Ini semua karena jumlah bus masih kurang," ungkap Rukun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com