Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak Kelas I Gondrong, Tanda Raafi Itu Pintar

Kompas.com - 07/11/2011, 18:18 WIB
Sabrina Asril

Penulis

KOMPAS.com — Almarhum Raafi Aga Winasya Benjamin (17), siswa kelas III SMA Pangudi Luhur yang tewas ditusuk pada Sabtu (5/11/2011) dini hari, dikenal sebagai sosok yang pintar, supel, dan proaktif. Pihak sekolah pun menyayangkan kepergian siswa yang bercita-cita sebagai dokter tersebut.

"Kami pihak sekolah memang kehilangan dengan kepergian Raafi. Dia itu siswa yang pintar," ujar Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA Pangudi Luhur, Hery Prasetyo, Senin (7/11/2011), saat dihubungi wartawan.

Kepintaran Raafi, lanjutnya, sudah terlihat saat ia di kelas I. Mulai semester 2, Raafi sudah diperkenankan berambut gondrong. Dikatakan Hery, sekolahnya memperbolehkan para siswa berambut gondrong asalkan nilai akademisnya di atas nilai rata-rata, yakni 7,0 dan tidak pernah mengulang ujian.

"Dia itu pintar, selalu nilainya di atas rata-rata, makanya bisa gondrong dari kelas I," ucap Hery. Diakui Hery, untuk mencapai cita-citanya sebagai dokter, Raafi juga bersikap terbuka terhadap guru. "Saya pernah jadi guru Fisika dia, dia orangnya familiar di kalangan guru karena kalau ada yang enggak bisa, dia pasti bilang dan minta diajarin," katanya.

Sementara di kalangan siswa, Raafi termasuk siswa yang supel. Dia pandai masuk dengan kelompok mana pun, termasuk dengan adik kelas. Kepandaiannya bergaul ini pula yang akhirnya membuat Raafi aktif sebagai tim inti basket SMA Pangudi Luhur dan anggota keamanan OSIS SMA Pangudi Luhur.

Dengan sikap yang seperti itu, sekolah pun pesimistis apabila pelaku pembunuhan Raafi merupakan teman sekolah yang bersinggungan dengan Raafi. "Saya rasa dia enggak punya musuh di sekolah. Anaknya baik. Hubungan antara kelas I, II, dan III di sini juga baik. Kami tidak mau menduga siapa, biarkan polisi yang bekerja," ungkap Hery.

Sehari sebelum Raafi tewas, yakni pada Jumat (4/11/2011), pihak sekolah mengadakan acara Career Day untuk membantu para siswa menentukan tujuan studinya di perguruan tinggi. Di dalam acara itu, Raafi memang antusias mendengarkan presentasi dari Universitas Indonesia, kampus idamannya.

Namun, nasib berkata lain, pada Sabtu (5/11/2011) dini hari, Raafi justru tewas ditusuk oleh orang tak dikenal di Shy Rooftop, Kemang, Jakarta Selatan, saat menghadiri acara ulang tahun temannya. Raafi tewas dalam perjalanan menuju ke rumah sakit karena kehabisan darah yang terus keluar dari luka tusuk selebar 10 cm. Jasad Raafi akhirnya dikubur di TPU Jeruk Purut bersama dengan semua impian dan cita-citanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com