Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Bantaran Sungai Ciliwung Akan Direlokasi

Kompas.com - 24/11/2011, 03:26 WIB

Solo, Kompas - Pemerintah berencana merelokasi warga bantaran Sungai Ciliwung, terutama di wilayah yang kerap kebanjiran. Tahap pertama, rencananya akan direlokasi 30.000 orang warga Kampung Pulo, Jakarta Selatan, yang tinggal di daerah rawan banjir. Daerah bantaran ini, jika musim hujan tiba, kerap kebanjiran.

Hal itu diungkapkan Mirna Amin, Staf Ahli Menteri Perumahan Rakyat Bidang Peran Serta Masyarakat dan Pemberdayaan, seusai bertemu Wali Kota Solo Joko Widodo dan jajarannya di Balaikota Solo, Jawa Tengah, Rabu (23/11).

”Pak Menteri diminta oleh Presiden menangani Ciliwung. Barangkali pengalaman Kota Solo merelokasi warga bantarannya bisa diadopsi untuk penanganan Ciliwung,” kata Mirna.

Menurut Mirna, pihaknya berupaya mengambil pengalaman dan pendekatan Pemerintah Kota Solo dalam merelokasi warganya, yakni yang tinggal di bantaran Bengawan Solo, selain mengadopsi pendekatan untuk relokasi pedagang kaki lima yang dinilai sukses.

”Karakter masyarakatnya pasti berbeda. Di sini, kami mengambil pengalaman bagaimana pendekatan Solo kepada warga sehingga bersedia direlokasi. Ini kami jadikan bahan masukan kepada Menteri,” kata Mirna.

Menurut Mirna, proses relokasi warga bantaran Ciliwung diharapkan segera terlaksana. Proses relokasi akan dilakukan bertahap, dipilih dari warga yang di- lihat paling siap menerima program ini. ”Kalau 2012 sudah siap, diharapkan relokasi bisa segera terlaksana. Namun, tentu saja harus matang persiapannya.”

Joko Widodo mengatakan, yang penting dari suatu program adalah prosesnya. Pemerintah dalam hal ini perlu mendatangi warga untuk mengajak bicara dan mendengarkan apa keinginan masyarakat.

”Program idealnya dijalankan secara partisipatif, ada keinginan warga untuk ikut terlibat melaksanakannya. Program juga sebaiknya tidak top-down, melainkan bottom-up agar warga memahami mengapa ada suatu program,” kata Jokowi, panggilan Joko Widodo.

Waduk Pluit

Saat ini, seluruh permukaan Waduk Pluit di Pluit, Jakarta Utara, tertutup tanaman eceng gondok. Waduk itu merupakan satu dari 23 waduk dan situ di Jakarta yang berfungsi sebagai infrastruktur pengendali banjir.

Untuk membersihkan waduk itu, satu alat berat dioperasikan mengangkat tanaman tersebut. Pekerjaan itu didukung empat pekerja yang bertugas menarik eceng gondok ke tepian agar lebih mudah diangkat alat berat.

Menurut seorang pedagang minuman di area waduk itu, Trasmi (45), setiap tahun waduk itu selalu dipenuhi eceng gondok. Jika mendekati musim hujan, tanaman gulma itu baru diangkat dari permukaan waduk. ”Sudah satu bulan ini, setiap hari pekerja membersihkan waduk dari eceng gondok,” ujarnya.

Wakil Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Novizal meyakinkan, eceng gondok itu tak akan mengganggu kerja pompa di Waduk Pluit. (EKI/MDN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com