Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dahlan Iskan Dilarang Naik Atap KRL Ekonomi

Kompas.com - 06/12/2011, 15:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Saat melakukan inspeksi mendadak terkait pelaksanaan rute baru (rerouting) KRL, Senin (5/12/2011), Menteri BUMN Dahlan Iskan ternyata sempat akan naik ke atap KRL Ekonomi yang ditumpanginya, tetapi dilarang oleh para "pengawal" dari PT KAI.

"Saya tadinya ingin naik ke atas gerbong juga, tapi tidak jadi karena teman-teman dari KAI melarang. Ada benarnya, karena naik kereta kan memberi contoh yang tidak baik," kata mantan wartawan itu kepada Antara.

Dahlan Iskan naik KRL untuk melakukan inspeksi mendadak atau sidak layanan PT Kereta Api Indonesia (KAI) terkait pemberlakuan sistem loop line (jalur lingkar) Jabodetabek.

"Saya meninjau langsung penerapan rute baru KRL PT KAI. Tadi, waktu ke Depok-Manggarai, saya terharu melihat sedemikian banyaknya manusia berjubel. Ini yang harus segera diselesaikan," katanya di kantor Kementerian BUMN, Jakarta.

Mantan Direktur Utama PT PLN itu menumpang KRL jenis ekonomi dari Stasiun Depok sekitar pukul 08.10 WIB menuju Stasiun Manggarai, Jakarta.

Dahlan pun tidak segan-segan berdesak-desakan dengan penumpang lainnya di KRL jenis ekonomi.

KRL jenis ekonomi terkenal dengan layanan KAI dengan tingkat kepadatan yang tinggi, bahkan sebagian penumpangnya harus naik gerbong.

Sejak 5 Desember 2011, KAI mulai memberlakukan uji coba sistem rerouting KRL di Jabodetabek yang implementasinya banyak mendapat protes dari para penumpang.

Melihat kondisi di lapangan, Dahlan berpendapat bahwa program yang dilakukan KAI tersebut bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

"KAI jangan berhenti karena kritikan itu. Mengurus KA itu sangat sulit, atau tidak segampang mengomelinya," kata Dahlan.

Sementara itu, Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan mengatakan, sesungguhnya untuk meningkatkan kapasitas angkutan KRL, khususnya Jabodetabek, sangat tergantung pada infrastruktur.

"Saat ini masih jalur KRL masih banyak yang harus melalui perlintasan jalan. Setidaknya, 24 perlintasan KRL di seluruh Jabodetabek yang harus dicarikan jalan keluarnya," ujarnya.

Ia berpendapat, solusinya adalah bagaimana menjadikan pelintasan KRL tersebut menjadi dalam bentuk underpass maupun ditinggikan menjadi semacam jalan layang.

Untuk itu, ia menambahkan, pihaknya dengan Pemprov DKI dan pemda lainnya sedang berupaya untuk menyelesaikan masalah pelintasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com