Kembul Sewu Sedulur, Penghormatan untuk Leluhur

JAKARTA, KOMPAS.com--Kembul Sewu Sedulur adalah tradisi tahunan warga Kayangan, Kulon Progo,  yang diadakan setiap Sapar Rabu Pungkasan. Acara ini bertujuan mengucap syukur pada Yang Di Atas dan menghormati leluhur di alam yang seberang. Mereka menyiapkan satu nampan tumpeng dan kudapan aneka rasa lalu makan bersama dan saling berbagi di sekitar Kayangan, Kulonprogo. Ini adalah kepercayaan masyarakat Kayangan menjaga harmoni dengan alam.

Namun tahun ini Festival Equator – Biennale Jogja XI ikut serta memberikan nuansa berbeda dari tahun sebelumnya. Tidak hanya makan kembulan, tetapi juga akan ada umbul-umbul beragam warna yang menyemarakkan suasana. Umbul-umbul ini adalah hasil workshop bersama para pemuda perwakilan dusun sekitar Kayangan. Ada 25 orang peserta workshop yang terbagi dalam 5 kelompok. Mereka kebanyakan masih duduk di bangku SMP. Bertempat di sanggar Pendopo Sanggar Seni Budaya Bodronoyo, mereka mengkreasikan kain warna-warni pada tiang-tiang bambu.

Salah satu tutor workshop Umbul-Umbul ini adalah Supono. Ia aktif di berbagai kegiatan seni dan Sanggar Playon. Dengan telaten, ia mengajarkan cara mengaplikasikan cat pada kain dan menggabungkannya dalam suatu komposisi. “Tujuannya adalah bagaimana mengemas suatu umbul-umbul,  lalu mengembangkannya menjadi suatu kreasi yang unik dan menarik,” jelas Pono.

Fajar Riyanto, koordinator lapangan mengungkapkan bahwa umbul-umbul ini biasanya dipakai sebagai penanda berlangsungnya acara. “Selain itu, umbul-umbul ini juga merupakan identitas dari karakteristik masing-masing dusun,” tuturnya.

Festival Equator – Biennale Jogja XI mengundang penonton untuk berkunjung dan terlibat pada acara Kembul Sewu Sedulur ini yang akan diadakan pada hari Kamis, 8 Desember 2011 jam 12:00  - 15:00 WIB di Bendung Kahyangan, Desa Pendoworejo, Kec. Girimulyo, Kab Kulonprogo.