Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Pelabuhan Ikan Cirebon Dihentikan

Kompas.com - 07/12/2011, 04:35 WIB

CIREBON, KOMPAS - Akibat penghentian dana bantuan dari pemerintah pusat sejak tahun 2004, proyek pembangunan Pelabuhan Pendaratan Ikan Cirebon di Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, hingga kini belum rampung. Padahal, proyek yang mulai dirintis sejak tahun 2003 itu awalnya ditargetkan selesai pada 2010.

Kepala Seksi Prasarana Penangkapan Ikan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Sudarto, Selasa (6/12), mengatakan, bantuan dari pusat bagi pembangunan pelabuhan pendaratan ikan (PPI) di Cirebon itu hanya sampai tahun 2003. Setelah itu, proyek beberapa kali terpaksa vakum karena minimnya dana yang dimiliki daerah. Pembangunan sempat terhenti pada 2005, 2008, dan 2009.

”Sebagai pelabuhan kelas empat, pembangunan PPI memang merupakan kewenangan daerah. Namun, untuk membangun PPI dengan fasilitas lengkap, termasuk dengan pabrik pengolahan ikan dan pengembangan perikanan tangkap dan budidaya diperlukan dana besar yang saat ini belum bisa sepenuhnya diambilkan dari APBD,” katanya.

Belum ada kejelasan kapan proyek PPI Cirebon itu dituntaskan. Sejak pertama kali dibangun tahun 2003, dana pusat yang dialirkan bagi proyek itu Rp 3 miliar. Adapun untuk menuntaskan keseluruhan proyek itu, dana yang diperlukan sekitar Rp 70 miliar.

Ia menambahkan, pemerintah pusat juga tengah merencanakan untuk mendesain ulang PPI Cirebon. Redesain ditargetkan selesai pada akhir tahun ini. Jika dokumen redesain selesai maka bisa diketahui target baru penyelesaian proyek perikanan tersebut. Selain menjadi pusat perdagangan dan pengolahan ikan, PPI Cirebon nantinya diharapkan bisa menjadi pusat wisata bahari di kawasan pantai utara Jawa.

Di pihak lain, nelayan Gebang sangat menantikan penyelesaian proyek PPI tersebut. ”Kalau ada PPI nanti, kan, pasti ada pelelangan ikan, sehingga harga ikan disesuaikan dengan harga lelang yang berlaku. Tidak seperti harga ikan sekarang yang ditentukan seenaknya oleh tengkulak,” kata Hamid Sakam (59), nelayan Gebang.

Sementara itu, nelayan di Kabupaten Tasikmalaya mengharapkan tersedianya perangkat mitigasi bencana alam di laut. Saat ini, tidak ada peralatan mitigasi memadai sehingga banyak nelayan rentan menjadi korban saat terjadi bencana alam.

(rek/che)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com