Selama tiga dekade ini, laju penurunan muka tanah di Jakarta terjadi 5-12 sentimeter per tahun di sejumlah lokasi sebagai akibat pengambilan air tanah secara besar-besaran. Sementara kenaikan muka laut sejak 1925 rata-rata hanya 0,5 sentimeter per tahun.
Ahli perencanaan dan pengembangan kebijakan dari ITB, Saut Sagala, mengingatkan pula, permasalahan lingkungan di Jakarta juga disebabkan rusaknya lingkungan hidup akibat tekanan pertumbuhan penduduk yang tinggi. Ruang terbuka hijau kian menyempit akibat pendirian berbagai bangunan, konversi badan air untuk perumahan.
Menurut Asisten Sekretaris Daerah DKI Jakarta Bidang Pembangunan dan Lingkungan Hidup M Tauchid, Pemprov DKI juga akan melaksanakan proyek Jakarta Emergency Dredging Initiative atau pengerukan sungai untuk mengatasi banjir.
Proyek senilai Rp 1,35 triliun ini akan dilaksanakan 2012. Bank Dunia memastikan dana pinjaman yang diberikan kepada
Sementara itu, penertiban pengambilan air tanah di Jakarta masih sulit dilaksanakan karena kemampuan air perpipaan sebagai pengganti air tanah tidak cukup banyak, baru memenuhi 60 persen kebutuhan warga.