Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Perlu Tes HIV?

Kompas.com - 12/12/2011, 06:21 WIB

Konsultasi dijawab oleh dr Samsuridjal Djauzi

Sebagai orang awam saya memperhatikan penyuluhan HIV di media massa tahun ini tak seramai tahun-tahun lalu. Padahal, masih banyak remaja yang belum tahu cara menghindarkan diri dari penularan HIV. Saya perhatikan di sekolah juga jarang dibahas mengenai HIV. Bahkan, anak saya, siswa SMA, masih berpendapat bahwa HIV dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk. Karena itu, di meja makan kami mencoba membahas perilaku hidup sehat termasuk cara menghindari HIV.

Tahun ini masih ada masalah tentang obat ARV yang terlambat datang. Mudah-mudahan tahun depan tak ada lagi kesulitan dalam memperoleh obat ARV. Setahu saya, untuk obat ARV mendapat bantuan pemerintah sehingga tidak terlalu bergantung pada bantuan asing. Namun, persoalannya adalah masyarakat masih takut melakukan tes HIV. Masih ada perasaan takut dan malu. Biaya tes HIV juga masih lumayan mahal.

Mungkinkah pada tahun 2012 dilakukan kampanye besar-besaran untuk tes HIV sehingga mereka yang positif sempat diobati dengan ARV sekaligus juga risikonya menularkan HIV pada orang lain dapat dikurangi? Siapa saja yang perlu tes HIV? Terima kasih atas penjelasan dokter.

N di J

Kita patut bersyukur upaya penanggulangan AIDS di negeri kita mengalami cukup kemajuan meski kita tentu belum puas dan masih banyak yang perlu disempurnakan. Salah satunya adalah upaya kita menanggulangi AIDS di Papua. Belum lama saya bertemu dengan teman-teman penggiat AIDS dari Papua. Mereka mengharapkan lindungan penularan HIV di kalangan remaja, termasuk pelajar, ibu, dan anak. Menurut mereka, penularan di kalangan saudara-saudara kita itu masih marak. Selain itu, mereka juga berharap keberhasilan terapi AIDS di rumah sakit dapat ditingkatkan sehingga angka kematian dapat ditekan.

Angka kematian AIDS di negeri kita memang sudah berhasil ditekan. Jika tahun 2006 angka kematian sekitar 42 persen, pada 2008 menjadi sekitar 18 persen. Bahkan, penelitian selama lima tahun mengenai penggunaan ARV di RS Kanker Dharmais sejak 2006 sampai 2011, angka kematian hanya sekitar 5 persen.

Anggaran yang disediakan pemerintah kita setiap tahun untuk obat antiretroviral berhasil menyelamatkan nyawa saudara-saudara kita. Selain bermanfaat untuk terapi, obat antiretroviral juga dapat mengurangi risiko penularan. Jika seseorang minum obat antiretroviral dalam waktu enam bulan, jumlah virus dalam darahnya menurun tajam bahkan tak terdeteksi dengan pemeriksaan jumlah virus.

Dengan jumlah virus yang amat sedikit ini, risiko menularkan kepada orang lain amat menurun. Bahkan, menurut penelitian di luar negeri, seorang suami yang minum obat antiretroviral secara dini dapat mencegah penularan kepada istrinya sebesar 96 persen. Karena itu, selain untuk terapi, obat antiretroviral juga bermanfaat untuk pencegahan.

Masalah yang kita hadapi adalah dari sekitar taksiran orang dengan HIV/AIDS (Odha) di negeri kita yang sebesar 300.000, yang mendapat obat baru 30.000 orang. Jadi, jauh lebih banyak yang belum mendapat obat dan ini disebabkan mereka belum menjalani tes HIV sehingga belum dikenal sebagai orang yang terinfeksi. Jadi upaya untuk menggerakkan masyarakat untuk menjalani tes HIV amatlah penting.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com