Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karyawan Adukan Direksi PDAM Gresik ke Pemkab

Kompas.com - 15/12/2011, 17:05 WIB
Adi Sucipto

Penulis

GRESIK, KOMPAS.com- Sedikitnya 75 pegawai PDAM Gresik, Kamis (15/12/2011), mendatangi Kantor Bupati Gresik menuntut Direktur Utama, Direktur Teknik, dan Direktur Operasional turun dari jabatannya.

Dalam dialog dengan Sekretaris Daerah Kabupaten Gresik Mochamad Nadjib, karyawan mengungkapkan problem internal terjadi sejak beberapa bulan terakhir. Jajaran direksi tidak harmonis dengan pegawai karena perbedaan pandangan dalam menyelesaikan masalah dan mencari solusi.

Akibatnya, karyawan tidak nyaman bekerja dan menyebabkan pelayanan terus menurun. "Sementara salah satu direktur sering mengikuti sosialisasi ke luar d aerah sehingga menimbulkan pemborosan keuangan," kata seorang pegawai, Santoso.

Atas informasi itu, Nadjib berjanji akan menyelesaikan permasalahan yang ada di internal PDAM. "Kita cari dulu penyakitnya, apa direksinya atau karyawannya yang kurang mumpuni," kata Nadjib.

Menurut Nadjib, Bupati akan mengevaluasi kinerja dua direksi, yakni Direktur Umum dan Direktur Teknik. Dalam klausul aturan sudah dijelaskan bahwa evaluasi akan dilakukan setiap enam bulan. Posisi Direktur Utama, tidak serta merta bisa dicopot karena aturannya sudah jelas masa jabatann ya selama empat tahun. Direktur Utama bisa diganti jika melanggar hukum dan terbukti," tutur Nadjib.

Selama ini, PDAM tidak dapat meningkatkan pelayanan ke pelanggan karena biaya operasionalnya dengan pendapatan yang diterima tidak sebanding. "Paling tidak ke depan antara biaya operasional dan pendapatan impas, terlebih PDAM juga masih menanggung hutang," ujar Nadjib.

Ia menjelaskan, setelah ada restrukturisasi dari Kementerian Keuangan, bunga hutang PDAM akan dihapus dengan cacatan PDAM bisa membayar hutangnya . Namun jika PDAM tidak bisa membayar hutang, maka bunganya akan berlaku kembali.

"Kondisi PDAM Gresik terus merugi. Direncanakan tahun depan diberlakukan kenaikan tarif bagi industri menengah ke atas, sedang tarif untuk masyarakat tetap," papar Nadjib.

Sementara itu warga mengeluhkan buruknya layanan PDAM, Suyanto Kembangan Kecamatan Kebomas menyatakan kesal dengan air PDAM yang sering macet. Begitu air mengalir, air berwarna kecoklatan bercampur tanah. Dua hari sekali ia membeli air satu untuk mengisi tandon kapasitas 2.000 liter. Setiap kali mengisi habis 30.000 rupiah, tuturnya.

Di Sekarkurung, meteran terus jalan tetapi airnya tidak menetes sama sekali. Yang keluar angin tapi kok meterannya jalan terus. Kamar mandi dan tandon kosong. "Kami harus beli air satu tangki untuk mengisinya," ujar Kukuh seorang warga.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com