Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Kejahatan di Angkot, Penghasilan Sopir Merosot

Kompas.com - 16/12/2011, 16:54 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tampaknya razia angkutan umum yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta belum membuahkan hasil maksimal. Ini terbukti dengan terjadi lagi pemerkosaan di sebuah angkutan umum mikrolet M-26 jurusan Kampung Melayu-Bekasi. Lantaran hal ini, sopir-sopir angkutan umum merasa pendapatannya berkurang.

"Jadi kesal juga. Setelah banyak kejahatan di angkutan umum, pendapatan jadi berkurang," kata Rajudin, sopir angkutan umum M-24 jurusan Joglo-Grogol, di Jakarta, Jumat (16/12/2011).

Umumnya, mayoritas penumpang angkutan umum adalah wanita, baik dari ibu-ibu maupun anak sekolah. Lantaran maraknya kejahatan di dalam angkutan umum itu, para perempuan mulai waspada dan berujung pada keengganan naik angkutan umum, khususnya mikrolet.

Apalagi jika pada malam hari, lanjutnya, semakin sulit mendapatkan penumpang. Jika biasanya angkutan umumnya penuh oleh orang-orang yang baru pulang dari Pasar Palmerah pada sore menjelang malam, setelah kejahatan di dalam angkutan umum meningkat, jumlah penumpangnya menurun karena banyak yang lebih memilih untuk naik ojek.

Sementara itu, Maria, seorang mahasiswi universitas swasta di Jakarta, mengakui keengganannya naik angkutan umum jika sudah lebih dari pukul 18.00 WIB. Menurutnya, lebih baik naik ojek dan melalui jalan yang ramai daripada naik angkutan umum jenis mikrolet.

"Sebenarnya kalau siang pun, saya juga mikir-mikir kalau naik angkot, apalagi kalau pas naik, isinya cowok semua atau malah sepi," tutur Maria.

Kendati demikian, mau tidak mau dia tetap naik angkutan umum pada siang hari untuk menghemat pengeluaran hariannya. Karena biaya untuk naik ojek dan naik angkutan umum berbeda hampir tiga kali lipat sehingga pada siang hari, dia tetap memilih naik angkutan umum.

"Kalau naik ojek bisa dua kali lipat daripada naik angkot. Jadi ya sudah, kalau siang tetap naik angkot, tapi pilih yang ramai atau kalau enggak ya ajak teman buat barengan," kata Maria.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com