BANJARMASIN, KOMPAS -
Budi Irawan, dokter Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Banjarmasin, Jumat (16/12), menuturkan, pendonor darah di PMI Banjarmasin masih minim, sekitar 20 orang per hari. Padahal, kebutuhan darah rumah sakit mencapai sekitar 70 kantong per hari.
”Untuk mencukupi, kami melakukan usaha jemput bola dengan bergerilya,” kata dia di sela-sela kegiatan donor darah bersama Dinas Kesehatan dan Dharma Wanita Provinsi Kalsel di Banjarmasin. Pada acara ini, PMI mendapat 40 kantong darah.
Budi menyatakan, dari upaya seperti itu biasanya PMI mendapatkan 50-70 kantong per kegiatan. Namun, acara seperti itu jadwalnya tidak pasti. Kadang-kadang dua kali sehari, tetapi terkadang tidak ada sama sekali.
”Untuk memenuhi kebutuhan pasien, akhirnya mengedepankan donor darah dari keluarga. Perbandingan antara pendonor umum dan pendonor dari keluarga 70:30. Untuk Kota Banjarmasin, kebutuhan darah mencapai 2.200-2.300 kantong setiap bulan,” kata Budi.
Sejauh ini, dari 11 rumah sakit di Kalsel, hanya rumah sakit di Banjarmasin yang memerlukan darah secara rutin. Rumah sakit di kabupaten/kota lain jarang melayani transfusi darah kepada pasien karena keterbatasan tenaga dan fasilitas. Mereka merujuk ke rumah sakit besar di ibu kota provinsi.
Di Kalsel, jumlah Unit Transfusi Darah PMI hanya tiga, yakni di Banjarmasin; Martapura, Kabupaten Banjar; dan di Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut.
Kepala Dinas Kesehatan Kalsel Rosihan Adhani mengatakan,