Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prijanto Harus Beberkan Alasan Mundur

Kompas.com - 28/12/2011, 03:44 WIB

Siti mengecam hubungan buruk yang terjadi antara Fauzi dan Prijanto. ”Bohong kalau hubungan buruk ini tidak memengaruhi pelayanan publik dan menurunkan kinerja birokrasi,” ujarnya.

Siti mendesak DPRD DKI Jakarta dan Menteri Dalam Negeri menuntaskan kasus ini agar tidak dijadikan panggung oleh politisi.

Kurang mendengar

Ahli tata kota dari Universitas Tarumanagara, Suryono Herlambang, mengajak publik melihat jernih akar masalah retaknya keharmonisan hubungan mesra Fauzi Bowo dan Prijanto. Sungguh mengecewakan jika ternyata perpecahan tersebut hanya berdasar masalah pribadi dan masalah ideologi politik, bukan tentang pertarungan menjalankan program pembangunan kota.

”Terlepas dari berbagai isu yang ada, mungkin akan menarik jika buku Prijanto soal APBD maupun terkait pengandaian jadi gubernur dilihat sebagai refleksi Jakarta terhadap pemimpinnya. Ini semacam kritik langsung dari dalam kekuasaan,” kata Suryono.

Di luar masalah pengunduran diri Prijanto, fenomena pecahnya kongsi antara pemimpin daerah dan wakilnya merebak di semua kawasan di Indonesia.

Suryono mengatakan, politik lokal kini nyaris tak beda dengan politik nasional. Elite terkesan hanya fokus pada masalah koalisi partai politik. Padahal, secara teori, politik lokal dapat dianggap sebagai jalan alternatif ketika politik nasional yang menekankan peran penting partai politik justru amburadul.

”Politik lokal seharusnya lebih mementingkan masalah keseharian seperti bagaimana menyediakan air bersih, pendidikan, kesehatan murah, serta sistem transportasi publik. Namun, kalau politik lokal juga ikut berantakan, bagaimana masa depan bangsa kita?” kata Suryono.

Suryono mengatakan, kalau membaca sejarah, Gubernur Ali Sadikin dan Wali Kota Solo Joko Widodo dianggap berhasil karena lebih fokus menyelesaikan masalah keseharian. Artinya, mereka bukan bicara yang muluk-muluk.

Khusus terkait kinerja Gubernur DKI Jakarta, Suryono menambahkan, sebuah kritik terhadap Fauzi Bowo terkait pengunduran Prijanto, yakni Fauzi kurang mendengar pendapat pihak lain.

”Ingat pada saat ribut-ribut Rencana Tata Ruang Wilayah 2030, Fauzi tidak pernah mau berbicara langsung dengan koalisi warga secara keseluruhan,” kata Suryono. (ART/NEL/WIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com