Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelesaian Banjir Pondok Labu Butuh Waktu

Kompas.com - 28/12/2011, 18:04 WIB
Imanuel More

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menilai penyelesaian banjir di Pondok Labu, Jakarta Selatan, membutuhkan waktu dan tidak bisa dilakukan secara serta-merta. Komisioner Komnas HAM, Syafruddin Ngulma Simeuleu, mengatakan, sejauh ini Pemprov DKI Jakarta melakukan pengerjaan fisik untuk penanganan banjir di Kampung Pulo.

Namun, menurut Syafruddin, hendaknya Pemprov DKI Jakarta juga memikirkan nasib warga yang hingga kini rumahnya masih terendam banjir. Itu disebabkan pengerjaan fisik yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta membutuhkan waktu yang tidak sebentar. "Kami memberikan apresiasi kepada Dinas PU DKI Jakarta yang telah melakukan berbagai pekerjaan. Namun, secara teknis, pekerjaan yang dilakukan dinas PU ini membutuhkan waktu. Karena itu, harus ada langkah teknis progresif yang diambil," ujar Syafruddin seusai meninjau lokasi pelebaran Kali Krukut, Rabu (28/12/2011).

Menurut Syafruddin, Dinas PU DKI Jakarta mengambil berbagai langkah strategis, seperti normalisasi Kali Krukut dengan menambah lebar badan kali dari sebelumnya 4 meter menjadi 6 meter. Lalu, membangun tanggul sepanjang 300 meter serta pembuatan waduk seluas 9.000 meter yang hingga kini masih terus berlangsung.

"Melalui langkah yang diambil tersebut, diharapkan banjir tak lagi menggenangi kawasan Kampung Pulo. Solusi teknis sudah berjalan. Diharapkan, empat RT ini bisa terbebas dari banjir," katanya.

Syafruddin juga memaklumi jika penyelesaian penanganan banjir membutuhkan waktu cukup panjang. Dinas PU DKI Jakarta juga memiliki estimasi waktu dalam pekerjaannya. "Ini pekerjaan teknis, tentunya pihak PU DKI Jakarta memiliki standar dan prosedur. Semoga dalam pengerjaannya tidak mengalami gangguan teknis agar warga segera terbebas dari banjir," ungkapnya.

Ia menambahkan, penanganan banjir di Kampung Pulo hendaknya tidak hanya dilakukan Pemprov DKI Jakarta, tetapi juga harus didukung Kementerian PU melalui Badan Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC).

Sementara itu, Kepala Sarana dan Prasarana Kota Provinsi DKI Jakarta Andi Baso mengatakan, kebijakan yang diambil dalam menangani banjir di Ibu Kota merupakan aksi nyata kebijakan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Tak hanya itu, untuk membantu korban banjir, Pemprov DKI Jakarta juga mendirikan posko siaga 24 jam.

Sejauh ini, dengan kebijakan yang diambil itu, aliran Kali Krukut dapat menjadi lebih lancar dibandingkan dengan sebelumnya. Bahkan, normalisasi dilakukan sepanjang 1 kilometer agar aliran air benar-benar lancar dan tidak menguap atau menimbulkan banjir. "Karena debit air yang masuk cukup tinggi, yakni hingga 40 meter kubik, tentu kami siapkan waduk run off untuk mengurangi aliran," ungkap Andi.

Bahkan, Andi menambahkan, nantinya, jika waduk yang dibangun rampung, itu dapat mengurangi banjir hingga 90 persen. Pantauan normalisasi Kali Krukut yang tengah berlangsung mengerahkan dua alat berat. Sementara beberapa pekerja juga tampak membongkar gorong-gorong yang selama ini dituding menjadi penyebab banjir.

Sayangnya, saat ini, debit air di Kali Krukut masih cukup tinggi sehingga beberapa rumah masih terlihat tergenang dengan ketinggian air mencapai 60 sentimeter. Terlebih, keberadaan rumah yang terendam itu berada lebih rendah dari muka kali.

Hal senada diungkapkan Kepala Bidang Tata Air Dinas PU DKI Jakarta Tarjuki. "Penanganan masalah banjir ini jangan seperti orang yang sedang menekan balon, ditekan di satu titik, tapi menggelembung di tempat lain, tapi harus diselesaikan secara tuntas tanpa ada efek atau dampak lain yang timbul," ujar Tarjuki.

Tarjuki memprediksi, proses pengerukan waduk ini berlangsung selama dua pekan. Ia berharap pembuatan waduk tidak hanya mampu menyelesaikan masalah banjir di wilayah Pondok Labu, tetapi juga di wilayah sekitarnya. "Semoga di wilayah lain sekitar Pondok Labu maupun di sekitar Ciganjur akan terlindungi dari genangan air," ujarnya.

Tarjuki menambahkan, waduk di Cilandak rencananya akan dibangun seluas 1,6 hektar. Kemudian waduk di Ciganjur mencapai sekitar 11 hektar. "Pengerukan untuk pembuatan waduk tersebut akan dimulai pada pekan ini," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com