Tahun Baru, Rejeki Nomplok Pedagang Monas

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang waktu pergantian tahun malam ini, Monumen Nasional (Monas) kembali diserbu pengunjung dari berbagai kalangan. Meski dua dari empat pintu utama ditutup dan tidak ada tanda-tanda akan digelar acara khusus menyambut momentum pergantian tahun tersebut, banyak para pengunjung tetap nekat masuk ke kawasan Monas.

Mereka pun tampak asik menikmati hiburan ala kadarnya. Seperti gelaran kesenian betawi 'ondel-ondel', jajanan pasar, bermain layang-layang, maupun sekedar bersantai bersama keluarga dan pasangannya.

"Pintu utama ditutup, maka banyak yang molos melewati pagar," kata Muhammad Alwi (30), seorang pria yang sehari-hari terbiasa berdagang 'harum manis' di kawasan Monas, Sabtu (31/12/2011).

Sementara itu, Iwan Kurniawan, warga Parung Panjang, rela menempuh waktu 150 jam untuk mengajak seorang putranya menyaksikan pergantian tahun baru di sini. Meski tanpa hiburan spesial, ia menikmati waktunya dengan menemani anaknya bermain bola.

"Saya berangkat dari sore hari, dan tetap akan di sini sampai setelah pukul 00:00 nanti," ujarnya.

Ramainya pengunjung juga memberikan berkah tersendiri bagi para pedagang di kawasan ini. Khususnya penjual makanan dan jasa penyewaan tikar. Para pengunjung memanfaatkan lahan-lahan terbuka dengan menggelar tikar-tikar sewaan, khususnya untuk mereka yang lelah berada di atas kendaraan dengan kondisi lalu lintas padat sebelum akhirnya tiba di Monas.