Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geliat Ekonomi Sepeda

Kompas.com - 05/01/2012, 01:45 WIB

Anton Sanjoyo

Inggris barangkali bisa menjadi contoh bagaimana bersepeda tidak lagi sekadar alternatif moda transportasi atau sekadar sebuah hobi yang menyehatkan badan, tetapi telah menjadi semacam penggerak ekonomi. Bersepeda di Inggris Raya bukan saja menjadi gaya hidup sehat, melainkan juga menjadi lokomotif kecil perekonomian dengan besaran angka yang cukup menjanjikan di tengah kelesuan finansial yang melanda hampir semua negara Eropa Barat.

Pada 2010, penjualan sepeda beserta suku cadang, apparel, dan kegiatan wisata bersepeda menyumbang sekitar 3 miliar poundsterling bagi ekonomi Inggris. Dari angka tersebut, sekitar 1,5 miliar pound di antaranya merupakan hasil dari penjualan eceran sepeda, baik melalui toko maupun online.

Dipacu oleh gerakan hijau kaum pencinta lingkungan dan penikmat gaya hidup sehat yang menjadi tren besar di Eropa Barat, ekonomi sepeda Inggris meningkat pesat dalam satu dekade terakhir. Mahalnya ongkos transportasi, bahkan dengan mass rapid transit (MRT) sekalipun, mendorong masyarakat Inggris memilih sepeda sebagai moda transportasi utama.

Saat ini di seluruh Inggris Raya tercatat lebih dari 15 juta pengguna reguler sepeda dan jika angka ini meningkat 20 persen setiap tahun, pada 2015 pelayanan kesehatan nasional (national health service/NHS) akan menghemat sekurang-kurangnya 52 juta pound. NHS adalah semacam sistem asuransi pembiayaan kesehatan nasional yang mencakup semua orang yang tercatat sebagai penduduk Inggris Raya.

Jika sampai 2015 pengguna sepeda meningkat hingga 20 persen dari angka 2010, diperkirakan terjadi penghematan masyarakat sebesar lebih dari 200 juta pound. Penghematan itu didapat dari terbebasnya kemacaten lalu lintas, terutama di kota-kota besar Inggris, seperti London, Manchester, dan Liverpool.

Jika NHS mencatat 52 juta pound bisa dihemat pada 2015, tampaknya ini belum menghitung berapa ongkos kesehatan yang bisa dihemat orang per orang pengguna sepeda. Pemerintah pun patut bersyukur karena tunjangan kesehatan yang diambil dari pendapatan pajak akan berkurang dengan angka signifikan akibat terus meningkatnya rumah tangga yang mempunyai sepeda. Menurut studi yang dilakukan EDF Energy, sampai akhir 2010, sebanyak 54 persen rumah tangga di Inggris sekurang-kurangnya memiliki sebuah sepeda. Rinciannya, 20 persen punya 1 sepeda, 18 persen memiliki 2 sepeda, 9 persen mempunyai 3 sepeda, 5 persen punya 4 sepeda, dan 2 persen punya 5 sepeda atau lebih.

Dengan semakin banyaknya pengguna sepeda, harga moda transportasi sahabat lingkungan ini pun mengalami penurunan setiap tahun. Jika pada 2009 harga rata-rata sepeda sebesar 493 pound atau sekitar Rp 6,9 juta, pada 2010 turun menjadi 439 pound atau sekitar Rp 6 juta saja.

Harga rata-rata sepeda di Inggris masih terbilang mahal jika kita bandingkan dengan harga di Indonesia. Dengan uang Rp 2 juta, di Indonesia sudah bisa mendapatkan sepeda entry level dengan mutu yang sangat baik.

Dengan harga yang relatif murah dibandingkan dengan manfaatnya yang luar biasa, ekonomi sepeda di Indonesia selayaknya didorong sekuat tenaga untuk berkembang. Misalnya, pemerintah memberikan insentif fiskal kepada kalangan industri sepeda jika mampu menjual sepeda bermutu baik dengan harga yang lebih terjangkau masyarakat. Untuk mendorong penggunaan sepeda yang lebih masif, pemerintah kota juga harus lebih banyak mengadakan jalur khusus sepeda dengan perlindungan hukum yang memadai.

Belakangan, beberapa pemerintah kota giat membuat jalur khusus sepeda. Namun, tanpa perlindungan hukum yang memadai, jalur tersebut hanya sekadar hiasan karena selalu diserobot moda transportasi lain, terutama sepeda motor.

Sejauh ini tampaknya belum ada statistik resmi berapa pengguna sepeda di Indonesia, khususnya di perkotaan. Di Jakarta, misalnya, pengguna sepeda yang rata-rata mengayuh untuk segala keperluan selama tiga hari dalam satu pekan barangkali tidak lebih dari 200.000 orang. Di seluruh Indonesia, kemungkinan besar pengguna sepeda reguler tidak lebih dari angka 1,5 juta orang. Kalaupun angka ini mendekati akurat, berarti hanya sekitar sepersepuluh dari pengguna reguler sepeda di Inggris.

Jika angka statistik ekonomi sepeda di Indonesia belumlah ”seksi” untuk dibahas, barangkali lebih menarik membicarakan manfaat bersepeda bagi kesehatan.

Menurut pakar kesehatan olahraga, dr Hario Tilarso, secara umum kegiatan bersepeda sangat efektif dalam meningkatkan kebugaran. Jika dilakukan dengan intensitas yang memadai, bersepeda secara klinis terbukti dapat meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru, menambah kekuatan otot, menurunkan lemak badan, menurunkan berat badan, menurunkan tingkat gula darah, meningkatkan diameter pembuluh darah, serta menurunkan risiko penyakit jantung koroner.

Dengan begitu banyaknya manfaat bersepeda, tampaknya gaya hidup sehat dengan olahraga ini akan semakin digemari masyarakat. Dalam hitungan rasio, katakanlah investasi sepeda senilai Rp 2 juta, akan mendapat manfaat yang berlipat ganda dari meningkatkan kebugaran dan kesehatan.

Negara tampaknya harus lebih serius mendorong ekonomi sepeda karena selain manfaatnya bagi peningkatan kesehatan, juga sangat signifikan mengurangi ekonomi biaya tinggi, semisal akibat kemacetan lalu lintas. Dinas Perhubungan DKI Jakarta pernah menghitung, biaya kemacetan di Jakarta mencapai sekitar Rp 45 triliun per tahun. Ini meliputi biaya bahan bakar minyak, operasional kendaraan, dan nilai waktu (time value) yang terbuang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com