Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pimpinan DPR Didesak Jadwal Ulang Bahas GKI Yasmin

Kompas.com - 09/01/2012, 12:45 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat didesak segera menjadwalkan ulang pertemuan antara DPR dan pemerintah untuk membahas polemik GKI Yasmin Bogor. Pasalnya, masalah itu telah berlarut-larut.

Desakan itu disampaikan oleh politisi Partai Golkar Nusron Wahid dan politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Maruarar Sirait kepada pimpinan DPR ketika rapat paripurna di DPR, Senin (9/1/2012).

Sebelumnya, DPR telah mengagendakan rapat untuk membahas GKI Yasmin antara Komisi II, III, dan VIII bersama perwakilan pemerintah, yakni Menteri Politik Hukum dan Keamanan, Kepala Polri, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Agama. Ikut diundang Wali Kota Bogor.

Namun, rapat yang diagendakan pada 13 Desember 2011 itu dibatalkan lantaran beberapa menteri dan Kapolri tidak dapat hadir. Mereka meminta penundaan rapat.

Nusron menilai DPR tidak sensitif terhadap berbagai kebijakan yang tidak sesuai dengan Pancasila, salah satunya perihal GKI Yasmin. Padahal, kata dia, seluruh anggota DPR diberi dana Rp 16 juta setiap kali reses untuk menyosialisasikan empat pilar Bangsa Indonesia, yaitu NKRI, Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika.

"Berbagai kebijakan publik yang diambil elite-elite tidak pro terhadap Bhinneka Tunggal Ika, bahkan cenderung mengabaikan. Kebetulan pada malam Natal sampai pagi Natal saya ada di Bogor. Bagaimana mungkin negara Indonesia sudah 66 tahun merdeka masih ada orang yang mau ketemu Tuhan-nya belum merdeka. Ini sungguh ironis," kata Nusron.

Selain mendesak penjadwalan ulang, Ketua Umum GP Anshor itu juga mendesak kepada pimpinan untuk meminta penjelasan pemerintah mengenai permintaan penundaan rapat. Pasalnya, kata dia, rapat itu diagendakan atas desakan DPR.

Kepada pimpinan DPR, Maruarar mengusulkan, "Sosialisasi Pancasila juga disampaikan di daerah-daerah yang belum Pancasilais."

Atas desakan itu, Ketua DPR Marzuki Alie mengatakan, pihaknya akan segera mengatur ulang jadwal rapat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com