Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peristiwa Itu Sisakan Trauma Mendalam

Kompas.com - 23/01/2012, 16:09 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Insiden Xenia "maut" yang merenggut 9 nyawa melayang Minggu (22/1/2012) kemarin, menyisakan trauma mendalam bagi saksi hidup sekaligus korban bernama Muhammad Akbar (15). Di benaknya, masih teringat jelas bagaimana mobil hitam berpelat B 2479 XI yang dikendarai Avriyani Susanti (39) bersama 3 penumpang lainnya melaju kencang dan tiba-tiba menabrak belasan kawan-kawannya yang ingin pulang selepas bermain bola di kawasan Monas.

"Kita habis main bola pulang lewat depan Monas pelan-pelan jalan kaki, terus sendal saya agak nyelip, jadi saya nunduk buat ngebetulin, saya liat di samping saya ini mobil kok ngebut banget, tau-taunya pas nengok depan teman-teman sudah ditabrak-tabrakin sama mobil," ujarnya.

Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 11.00 WIB di depan Kantor Pelayanan Pajak, sebelah Kementerian Perdagangan, Jl Ridwan Rais, Jakarta Pusat tersebut pun menewaskan kawan-kawan sepermainanya, yaitu Muhammad Akbar (17), Ujai (15), Firmansyah (17) dan Ari (17). Selain itu juga menewaskan satu keluarga berasal dari Jepara yang tengah menghabiskan akhir pekan di Jakarta, bahkan diantaranya ada yang tengah hamil 3 bulan.

Akbar yang lolos dari maut berkat sendalnya tersebut pun langsung panik melihat beberapa orang termasuk kawan-kawannya bergelimpangan dengan kondisi mengenaskan. "Saya langsung lari ke pos polisi Tugu Tani buat minta bantuan, langsung deh tuh rame-rame pada bantu," lanjutnya.

Ia bersama warga yang melihat peristiwa tersebut sempat marah dan ingin menghakimi sang pengemudi. "Sayang aja dia perempuan, udah gitu ada polisi, kalo nggak habis tu orang," geramnya.

Akbar mengingat-ingat ketika bermain bola di lapangan Monas, Ujai, Ari dan Firmansyah sempat menunjukan gelagat aneh. "Pas main bola, Ujai sama Ari itu minta pulang mulu, tumben banget itu, terus si Firmansyah diem mulu, saya bercandain, emang aneh mereka itu," kenang Akbar.

Setelah proses pemakaman berakhir, kepada Kompas.com ia mengaku peristiwa yang merenggut nyawa sahabat-sahabatnya tersebut kerap menghantui pikirannya hingga ia tak bisa tidur. Namun, meski demikian, ia mengaku mengikhlaskan kepergian sahabatnya tersebut. "Semoga mereka aman dah di sana," ujar Akbar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com