Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Xenia Dijerat Pasal Berlapis

Kompas.com - 24/01/2012, 06:19 WIB

”Dari buku tamu pesta pernikahan di Hotel Borobudur itu, memang ada nama-nama mereka. Jadi, Sabtu malam itu, mereka ke pesta pernikahan di hotel, dari sana ke kafe di Kemang, lalu dilanjutkan ke diskotek di Hayam Wuruk. Kecelakaan lalu lintas itu terjadi ketika mereka berencana menuju kafe di Kemang lagi karena salah seorang dari mereka meninggalkan mobilnya di tempat parkir kafe itu,” tutur Nugroho.

Mobil bodong
Mobil Daihatsu Xenia yang dikemudikan Apriyani, kata Rikwanto, hingga Senin siang kemarin masih dicari siapa pemiliknya. ”Tersangka Apriyani tidak bisa menunjukkan STNK dan surat-surat kendaraan lainnya. Istilah umumnya mobilnya bodong. Dia mengaku bahwa mobil itu mobil pinjaman dari seorang temannya yang berinisial E, tetapi hingga sekarang kami belum bisa menemukan orang itu. Tersangka juga tidak memiliki SIM. Dia mengaku terakhir punya SIM tahun 2003,” kata Rikwanto.

Sepanjang Senin kemarin, mobil itu terparkir di halaman Kantor SubDirektorat Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya di Pancoran, Jakarta Selatan. Terlihat rangka mobil sisi kanan dan as depan patah.

Hukum berat
Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta Azas Tigor Nainggolan menegaskan, pengemudi mobil itu memang harus dijerat pasal berlapis. ”Dia itu juga pembunuh massal. Tidak layak jika cuma diancam enam tahun penjara,” kata Tigor.

Yadi Musa (49), ayah dari Buhari alias Ari (16), salah satu dari sembilan korban tewas, menegaskan, pihaknya mencari keadilan. ”Hukuman bagi pengemudi harus berat sesuai dengan perbuatannya. Saya dan warga di sini sepakat akan terus mengawal proses hukum pengemudi. Jangan sampai dihukum ringan,” katanya saat ditemui di rumah duka di Tanah Tinggi RT 12 RW 7, Johar Baru, Jakarta Pusat.

Pendapat senada diungkapkan Ariyati, ibunda Indra Gunawan (13), warga Tanah Tinggi, dan juga Joni Budianto, ayah Keni Perdana Sakti (8), warga Jepara, Jawa Tengah. Indra dan Keni menderita luka cukup parah di kepala dan beberapa bagian tubuhnya akibat diseruduk mobil itu. Keduanya kini masih dirawat di Paviliun Anak RSPAD Gatot Soebroto.

Sementara itu, Bawuk, Ketua RT 11, tempat tinggal Apriyani, mengatakan, Apriyani dikenal sebagai sosok yang baik dan ramah kepada tetangga dan masyarakat. Sebelum berkuliah di Institut Kesenian Jakarta, Apriyani cukup aktif di karang taruna setempat. (Neli Triana/Ratih Prahesti/Windoro Adi/Ambrosius Harto)

Selengkapnya baca KOMPAS Cetak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com