Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkosaan, Tak Hanya Masalah Angkot

Kompas.com - 24/01/2012, 13:00 WIB
Neli Triana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus perkosaan di angkutan umum memang mengkhawatirkan. Namun, psikolog forensik dari Universitas Bina Nusantara, Reza Indragiri Amriel, mengatakan, sebenarnya yang lebih membuat waswas adalah karena kita bias dengan terfokus pada "di angkot".

"Padahal, "di angkot" bisa diganti secara mudah dengan "di kos-kosan", "di KRL", "di sekolah", dan lainnya. Jadi, seberapa jauh merisaukan TKP-nya? Fokuslah pada "perkosaan"nya, berarti interaksi antara pelaku dan korban. Pelaku perkosaan dan kejahatan seksual umumnya sangat sulit bahkan nyaris mustahil diubah perilakunya," kata Reza.

Jadi, menurut Reza, yang perlu lebih gencar dilakukan adalah upaya-upaya perlindungan korban dan korban-potensial. Bukan melulu pada pelakunya.

Peningkatan keamanan dan kenyamanan fasilitas angkutan umum, termasuk halte/stasiun/terminal hingga di dalam moda transportasinya wajib dilakukan. Belum lagi pengawasan di ruang publik seperti di taman kota dan jalur pejalan kaki. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com