Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandul Besi Dipasang Lagi di Lintas Bekasi

Kompas.com - 25/01/2012, 03:12 WIB

Jakarta, Kompas - PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi I memasang lagi gawang bandul bola di sekitar Stasiun Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (24/1). Pemasangan gawang bandul bola ini bertujuan menghalangi penumpang duduk di atap kereta.

Gawang bandul bola di jalur kereta Cikarang-Bekasi dipasang di Kilometer 43.5, atau kira-kira 500 meter dari Stasiun Cikarang, Kabupaten Bekasi. Bentuk gawang ataupun bandul bola sama dengan yang dipasang di jalur kereta Bekasi Kilometer 27.100, sekitar kawasan Pasar Proyek, Bekasi Timur, Kota Bekasi, pada pekan lalu.

Bedanya, menurut Manajer Senior Pengamanan PT KAI Daop I Akhmad Sujadi, jumlah bola-bola beton yang dipasang di gawang penghalang di sekitar Stasiun Cikarang sebanyak 26 bola, atau lebih banyak dua bola daripada yang sudah dipasang di sekitar Stasiun Bekasi. Jarak antara bandul bola dan atap kereta diturunkan sehingga tersisa sekitar 15 sentimeter.

Setelah dipasang, gawang bandul bola itu diujicobakan pada Selasa siang. Petugas memasang manekin berukuran separuh badan di atas rangkaian kereta lokal dari Purwakarta tujuan Tanjung Priok yang diberangkatkan dari Stasiun Cikarang. Ketika kereta melaju dan melewati gawang, bola-bola beton itu menghantam bagian atas dari manekin.

Lebih lanjut Sujadi mengungkapkan, gawang bandul bola serupa juga akan dipasang di jalur kereta Bekasi antara Kedunggede-Lemahabang, Kabupaten Bekasi. Pemasangan berlapis di tiga lokasi itu diharapkan meniadakan penumpang yang duduk di atap kereta jalur Bekasi.

”Pemasangan ini cukup efektif untuk membatasi penumpang di atap,” kata Sujadi.

Sujadi menambahkan, penumpang yang masih membandel duduk di atap akan diturunkan dari kereta sebelum kereta itu dijalankan.

Pemasangan gawang bandul bola itu ditanggapi positif oleh warga Kampung Pasarberas, Cikarang. Salim menyatakan, mereka kesal karena rumah warga di pinggir rel kerap dilempari penumpang yang duduk di atap kereta. ”Saya setuju dipasangi bandul bola itu biar tidak ada lagi penumpang di atap,” kata Salim.

Korban jatuh

Jumlah penumpang yang jatuh dari atap terus ada. Senin (23/1) pukul 19.30, seorang pria tanpa identitas jatuh dari atap KRL ekonomi di antara Stasiun Pancasila dan Stasiun Tanjung Barat. Korban yang jatuh juga menabrak KRL Commuterline tujuan Jakarta dan tewas seketika.

Korban memakai celana panjang warna hitam, kaus warna biru, dan berambut panjang. Hingga Selasa sore, belum ada pihak yang mengenali korban.

Tahun 2010, tercatat 43 kasus penumpang di atap yang jatuh dan 9 orang di antaranya meninggal, selebihnya luka berat. Tahun 2011, jumlah penumpang yang jatuh dari atap 37 kasus, 6 orang meninggal dan sisanya luka berat.

Selain jatuh, penumpang di atap KRL juga rawan tersengat aliran listrik.

Penasihat Keamanan PT KAI Daop 1 Achmanu Arifin mengatakan, saat kejadian hari Senin, KRL tidak terlampau padat dan hari libur nasional. ”Tidak hanya karena penuh. Sebagian penumpang yang nekat duduk di atap karena tidak memiliki tiket,” kata Achmanu. (COK/ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com