Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan dan Teror di Angkot

Kompas.com - 26/01/2012, 23:16 WIB

Oleh Maria Rosari Dwi Putri

Aman dan nyaman itu mahal harganya. Kedua hal itu semakin sulit didapat oleh para pengguna jasa angkutan umum, terlebih perempuan.
 
Bukannya kian aman, angkutan publik malah kian diteror kejahatan, mulai dari copet, pemeras yang berkedok meminta-minta, peleceh wanita, sampai kemudian perkosaan yang sungguh menyerang jiwa semua wanita, tak hanya yang diperkosa.

Terakhir hal itu menimpa calon bidan di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jumat malam pekan lalu.

"Benar-benar lelaki biadab, mereka melakukan teror kepada kaum perempuan, terutama yang menggunakan jasa angkutan umum," ujar Indriwanti, karyawati yang kerap mengunakan jasa angkutan umum.

Tidak hanya Indriwanti, amarah juga meliputi Manda Aprianti, seorang ibu rumah tangga.

"Harusnya para pelaku dihukum berat. Kalau perlu dihukum mati," ujar Manda yang mengaku menjadi waswas dan gelisah setiap kali menaiki angkutan umum. Padahal, setiap hari dia harus menggunakan angkutan umum untuk bepergian.

Serupa dengan Manda, Wakil Ketua Komnas Perempuan, Masruchah, menyebut hukuman 12 tahun penjara untuk pemerkosa itu kurang. Sebaliknya, penjara seumur hiduplah yang pantas buat mereka.

"Para korban menderita trauma hingga seumur hidup, mereka pun meminta pelaku dihukum hingga seumur hidup," ujar Masruchah, yang merasa menyuarakan kekhawatiran kaum perempuan, kepada AntaraNews, kemarin.

Lelaki juga khawatir

Tak hanya mereka yang menggunakan angkot, mereka yang tak menggunakannya pun sama mencemaskan tren pemerkosaan di angkutan publik itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com