Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Tol Cinere-Jagorawi Seksi I Beroperasi

Kompas.com - 28/01/2012, 02:50 WIB

Depok, Kompas  - Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak meresmikan pengoperasikan seksi I Jalan Tol Cinere-Jagorawi (Jakarta-Bogor- Ciawi) sepanjang 3,7 kilometer hari Jumat (27/1). Ruas jalan tol itu menghubungkan Jalan Tol Jagorawi yang kini dioperasikan PT Jasa Marga Tbk dan Jalan Raya Bogor sehingga memudahkan perjalanan menuju jantung Kota Depok dari Jakarta ataupun Bogor.

”Jalan Tol Cinere-Jagorawi ini merupakan bagian dari pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta tahap kedua. Nantinya merupakan satu rangkaian dari Tol Bandara-Kunciran, Tol Kunciran-Serpong, Tol Serpong-Cinere, Tol Cinere-Jagorawi, dan tol Jagorawi-Cibitung,” kata Hermanto Dardak di lokasi peresmian di Harjamukti, Cimanggis, Depok, Jawa Barat.

Hermanto Dardak mengatakan, ruas Jalan Tol Cinere-Jagorawi dibangun dengan skema kerja sama pemerintah swasta (public private partnership) karena keterbatasan dana pemerintah. Dia menambahkan, untuk mewujudkan Rencana Induk Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia masih dibutuhkan bantuan investasi swasta.

Pemimpin Kelompok Kompas Gramedia Jakob Oetama, mewakili investor, mengatakan, ”Kami mencari dalam tanda kutip keuntungan, tetapi memang tetap harus membantu masyarakat. Misalnya, dengan membuka lapangan kerja dan tentu berkontribusi dalam pajak”.

”Ini (dioperasikannya ruas Tol Cinere-Jagorawi) jadi kebanggaan jika anak bangsa memberikan sesuatu yang otentik dalam karyanya dan dipergunakan bagi kepentingan orang banyak,” kata Jakob Oetama.

Masa konsesi dari pemerintah kepada PT Translingkar Kita Jaya (TLKJ) adalah 35 tahun. Komposisi saham adalah PT Transindo Karya Investama (65,22 persen), PT Waskita Karya (19,78 persen), PT Jalantol Lingkarluar Jakarta (10 persen), dan PT Kopnatel Jaya (5 persen).

Kemarin, baru diresmikan seksi I sepanjang 3,7 kilometer dari total panjang 14,6 kilometer. Lambatnya pembebasan lahan menjadi titik lemah dari proyek tol ini. Sebagai ilustrasi, tol 3,7 kilometer ini hanya lebih panjang 100 meter daripada panjang landasan pacu Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Padahal, sejak April 2007, Bank Mandiri sepakat memberikan kredit Rp 1,461 triliun kepada PT TLKJ untuk pembiayaan jalan tol ini. Direncanakan, tol mulai dibangun Agustus 2007 dan selesai akhir tahun 2009.

Lambatnya pembebasan lahan tol juga dikeluhkan Direktur Utama PT Citra Waspphutowa Tri Agus, investor tol Depok-Antasari (12 kilometer)—tol yang nantinya bergabung dengan Tol Cinere-Jagorawi. ”Pemerintah menjanjikan lahan tuntas dalam 24 bulan, tetapi sudah 8 bulan belum ada progres pembebasan lahan,” ujar Tri.

Di tempat yang sama, Wali Kota Depok Nur Mahmudi Isma’il menyambut baik pembangunan jalan tol ini. Menurut dia, keberadaan jalan itu membantu pergerakan kendaraan dari dan menuju Kota Depok.

Bentuk dukungan warga ini juga terlihat dari pembebasan lahan untuk Seksi 2 antara Jalan Raya Bogor dan Kelurahan Kukusan, Beji, sepanjang 5,5 kilometer. Saat ini, proses pembebasan sudah 60 persen dari total lahan yang diperlukan.

Demi kelancaran lalu lintas, dia mengusulkan agar pelaksana proyek membangun jalan layang yang melintas di atas Jalan Raya Bogor. ”Saya kira akan lebih bagus dibangun Jalan Layang di simpang Jalan Raya Bogor,” kata Nur.

Nur Mahmudi dalam sambutannya mengeluhkan, dibukanya pintu tol di Jalan Raya Bogor malah menimbulkan kemacetan di perempatan Jalan Raya Bogor. ”Dengan rendah hati, kami minta Kementerian Pekerjaan Umum untuk membangunkan jalan layang sehingga tak ada pertemuan arus,” katanya.

Meskipun sudah dilakukan peresmian, pemerintah belum dapat menentukan tarif tol Cinere-Jagorawi. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum Achmad Gani Ghazali menyampaikan, tarif belum dapat ditentukan karena penundaan pengoperasian.

”Karena itu, ada penghitungan ulang sehingga jalan tol ini tetap memungkinkan secara bisnis. Minggu depan mudah-mudahan bisa terbit penetapan tarif dari Menteri Pekerjaan Umum. Nilainya yang pasti di bawah usulan pengelola senilai Rp 4.000,” kata Gani. (RYO/NDY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com