Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Sementara Diduga Korsleting

Kompas.com - 06/02/2012, 15:30 WIB
Imanuel More

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) hingga Senin (6/2/2012) siang belum bisa memastikan penyebab pasti terjadinya kebakaran di Ruang Hemodialisis (cuci darah) gedung Central Medical Unit (CMU) 1 Lantai 5 RSCM pagi tadi. Penyebab pastinya masih menunggu hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) yang masih berlangsung hingga siang ini.

"Penyebab sementara terjadinya kebakaran akibat (hubungan) arus pendek atau korsleting. Penyebab pastinya tunggu hasil olah TKP yang sedang berlangsung," kata dr Omo Abdul Madjid, Sp.OG, Direktur Umum dan Operasional RSCM dalam jumpa pers di RSCM, Jakarta, Senin (6/1/2012).

Kebakaran yang terdeteksi sekitar pukul 06.00 pagi oleh seorang petugas rumah sakit dapat dipadamkan sekitar pukul 07.20 dengan bantuan dua unit mobil pemadam kebakaran. "Jadi sudah tertangani dalam waktu 1 jam 20 menit," kata dr Omo.

Akibat kebakaran, dua dari 36 unit peralatan hemodialisis milik RSCM ikut dilalap api. Selain itu, korban material lainnya berupa satu tempat tidur pasien. "Kasurnya dari bahan busa. Jadi kalau terbakar asapnya banyak. Itu yang membuat asap kelihatan memenuhi ruangan," kata dr Omo.

Untuk sementara pasien rawat jalan yang menjalani cuci darah dua kali seminggu di RSCM akan dialihkan ke beberapa rumah sakit di Jakarta, antara lain Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, RS Jakarta Medical Center (JMC) Warung Buncit, Jakarta Selatan, dan RS Harapan Jayakarta, Pulo Gadung, Jakarta Timur. Biaya transportasi pasien akan disediakan pihak RSCM.

Sementara itu, layanan hemodialisis akan dihentikan sementara. Selain memperbaiki ruangan yang mengalami kebakaran, pihak RSCM butuh waktu untuk membersihkan jelaga sisa asap kebakaran dari perangkat-perangkat cuci darah yang ada dalam ruangan tersebut. Kerugian yang dialami RSCM diperkirakan kurang dari Rp 1 miliar. "Kepolisian sedang lakukan investigasi. Semoga cepat diketahui hasilnya," kata dr Omo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com