Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanjung Priok Tidak Layak Jadi Pintu Masuk

Kompas.com - 07/02/2012, 03:02 WIB

Jakarta, Kompas - Kementerian Pertanian menilai Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, tidak layak lagi menjadi pintu masuk bagi produk pertanian, terutama untuk komoditas buah dan sayur. Di Tanjung Priok tidak tersedia instalasi karantina tumbuhan untuk penimbunan sementara selama pemeriksaan berlangsung.

Kepala Badan Karantina Pertanian Banun Harpini mengatakan itu di Jakarta, Senin (6/2), saat mendampingi Menteri Pertanian Suswono dalam keterangan pers terkait kebijakan pengawasan importasi hortikultura.

Banun mengungkapkan, organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) atau penyakit yang menyerang tumbuhan di Indonesia yang masuk melalui Tanjung Priok terus meningkat dari tahun ke tahun. Ini terjadi seiring peningkatan volume impor komoditas buah dan sayur.

Dari sisi sarana dan pelayanan, Pelabuhan Tanjung Priok bagus, tetapi di sana tidak tersedia instalasi yang standar bagi tindakan karantina, termasuk penimbunan barang sementara, sampai pemeriksaan selesai.

Yang terjadi, barang impor yang masuk melalui Tanjung Priok harus keluar dulu dari wilayah tersebut sebelum pemeriksaan karantina dilakukan. Tidak jarang, instalasi karantina ada di perusahaan importir sehingga pengawasannya lemah. ”Dari analisa risiko, sarana, maupun analisa penyakit, Pelabuhan Tanjung Priok masuk kategori tinggi,” katanya.

Tindakan karantina mutlak dilakukan untuk pencegahan masuk serta tersebarnya hama dan penyakit ke Indonesia, yang dapat merusak tanaman pertanian di Indonesia secara masif.

Dari analisis yang dilakukan, dalam dua tahun terakhir dideteksi ada 15 OPTK eksotik, atau yang sebelumnya tidak ada di Indonesia, yang masuk dan mengancam sumber daya manusia. Misalnya saja wabah OPTK hama kutu putih pada tanaman pepaya di Bogor tahun 2009/2010 dan menyerang hampir semua tanaman pepaya di Jawa Barat. Juga wabah penyakit nematode sista kuning pada tanaman kentang di Jawa Tengah dan Jawa Timur sehingga menurunkan produktivitas kentang 50 persen.

Data Kementerian Pertanian menunjukkan, impor komoditas hortikultura terus meningkat. Tahun 2010, impor buah hanya 583.677,7 ton, tetapi pada tahun 2011 naik menjadi 878.318,3 ton. Tahun 2011 impor anggur mencapai 389.448,9 ton, disusul apel 163.398,9 ton, jeruk 171.858,9 ton, pir 99.449,8 ton, dan kelengkeng 48.309,7 ton. (MAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com