SURABAYA, KOMPAS.com - Pihak keluarga Muryati (36) pasien operasi Steril KB Rumah Sakit Islam (RSI) Surabaya berencana membawa kasus dugaan Mal Praktik yang dialami Muryati ke jalur hukum.
Adik Muryati, Muntolib mengaku sudah menunjuk pengacara untuk mengawal kasus ini. Pihak keluarga kata Muntolib merasa didzolimi oleh pihak RSI Surabaya karena merasa telah dibohongi terkait biaya operasi Muryati di RS Katolik St. Vincentius a Paulo (RKZ), yang diduga mencapai Rp 500 juta.
''Janjinya dulu akan ditanggung, tapi sampai saat ini belum direalisasikan, sehingga RS RKZ mengklaim biaya perawatan kepada kami,'' katanya, Rabu (8/2/2012).
Keluarga Muryati tidak hanya menuntut agar RSI Surabaya menanggung biaya perawatan, tapi juga mengganti biaya kerugian materi keluarga selama 50 hari kehilangan penghasilan karena tidak bekerja.
Sementara pengacara yang ditunjuk keluarga Muryati, Soleh SH mengatakan, pihaknya masih mendorong keluarga Muryati untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan.
''Sebelum masuk ke ranah hukum, alangkah baiknya kedua belah pihak bertemu, dan semaksimal mungkin diselesaikan secara kekeluargaan,'' katanya.
Seperti diberitakan, Muryati (36), Warga Desa Pandean, Kecamatan Waru Sidoarjo terpaksa tidak dapat memberikan ASI kepada anak kelimanya, Sauzan Aliya Nafisa.
Pasca operasi steril KB yang ditempuhnya di RSI Surabaya 22 Desember 2011 lalu, perut Muryati membesar, sekujur badannya membiru dan terus muntah-muntah.
Karena merasa dihiraukan oleh pihak RSI, keluarga Muryati membawa paksa Muryati ke RKZ. Di RKZ, Muryati menjalani operasi pembedahan perut yang berisi kotoran bercampur darah dan nanah.
Dan hingga hari ini masih berada di ICU untuk pemantauan perkembangan kesehatannya. Pihak RSI Surabaya, kata Muntolib, sebelumnya sudah mengakui ada kesalahan tindakan medis pada Muryati saat operasi steril dan berjanji akan mengganti biaya perawatan selama di RKZ.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.