Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden: Tak Ada Ruang untuk Premanisme

Kompas.com - 21/02/2012, 15:59 WIB
Hindra Liu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Terkait aksi kekerasan yang marak terjadi, termasuk dugaan pembunuhan yang dilakukan oleh John Refra alias John Kei, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, tak ada ruang untuk premanisme dan anarkisme di negeri ini. Tak ada pembenaran atas tindakan kekerasan yang dilakukan oleh siapa pun.

Demikian hal ini disampaikan Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha kepada para wartawan di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa (21/2/2012). "Semuanya akan diproses secara hukum," kata Julian.

Pada Senin (20/2/2012) kemarin, pihak kepolisian mengatakan sudah memiliki bukti cukup yang menunjukkan John Kei terlibat pembunuhan Direktur Power Stell Mandiri Tan Harry Tantono (45) alias Ayung.

"Kami sudah mendapat persesuaian antara bukti forensik jenazah korban dan rekaman CCTV (closed-circuit television) serta pengakuan sejumlah saksi yang menunjukkan John Kei ada di tempat kejadian perkara. Saat keluar, ia dan teman-temannya meninggalkan korban sudah tewas dengan 32 luka yang 7 di antaranya adalah luka tusuk dan luka gorokan," Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya Komisaris Besar Toni Harmanto di ruang kerjanya.

Menurut dia, kelompok John Kei terlibat 12 kasus, termasuk kasus pembunuhan Ayung. Saat ini, polisi masih memburu 10 pria yang diduga juga terlibat. Ke-10 orang ini juga terekam dalam CCTV.

Polisi juga menemukan barang bukti lain yang diduga bernoda darah. Kini, barang bukti yang diduga milik John Kei tersebut masih diperiksa di laboratorium forensik. Penemuan barang bukti baru ini membuat polisi makin optimistis bisa menjerat John Kei dengan pasal pembunuhan berencana.

Sebelumnya, pengacara John Kei, Taufik Chandra, membantah tuduhan polisi bahwa kliennya terlibat pembunuhan Ayung. Ayung tewas dibunuh di kamar nomor 2701 Hotel Swiss Belhotel, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis (26/1).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan Agar Anggaran Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan Agar Anggaran Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com