Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Dinilai Gagal Tangani Premanisme

Kompas.com - 23/02/2012, 19:33 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bentrok dua kelompok di rumah duka di kompleks Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Kamis (23/2/2012) dini hari, dinilai menjadi bukti kegagalan kepolisian dalam menangani premanisme di kota-kota besar, salah satunya Jakarta.

Hal itu dikatakan Kepala Kelompok Fraksi Partai Keadilan Sejahtera di Komisi Hukum DPR Aboe Bakar Al Habsy. Aboe Bakar menyikapi bentrok yang mengakibatkan dua korban tewas, yakni Ricky Tutu Boy (37) dan Stenly AY Wenno (39). Keduanya tewas akibat luka di bagian kepala dan leher.

Aboe Bakar mengatakan, bentrok itu menunjukkan fungsi deteksi oleh intel kepolisian tidak berjalan. Menurut dia, tidak heran jika publik mempertanyakan keberanian polisi berhadapan dengan preman.

"Apakah polisi takut dengan preman? Atau, bahkan ada yang bilang mereka berteman. Setidaknya hal ini terlihat ketika Kapolda Metro Jaya (Inspektur Jenderal Untung S Radjab) menjenguk Jhon Kei. Ini apa-apaan? Polisi berusaha keras menangkap, tetapi di sisi lain Kapolda menjenguk," kata Aboe Bakar, Kamis di Jakarta.

Ia meminta polisi memprioritaskan penanganan premanisme agar masyarakat merasa aman dan nyaman beraktivitas. "Bila menangani terorisme saja bisa, apa susahnya ketika berhadapan dengan preman," ujarnya.

Kepala Bareskrim Polri Komisaris Jenderal Sutarman mengatakan, polisi terus berupaya memberantas premanisme. Kepolisian baru bisa bertindak ketika ada pelanggaran hukum. "Kalau kelompok-kelompok itu tidak melakukan pelanggaran hukum, kita tidak bisa semena-mena menindak seseorang," kata dia.

Sutarman juga menyebut bahwa pihaknya tidak takut dengan preman. "Kita dikasih masyarakat senjata, kok, mengapa takut?" ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com