Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Polisi Tindak Tegas John Kei

Kompas.com - 26/02/2012, 02:18 WIB

Oleh Taufik Ridwan
 
John Refra alias John Kei berasal dari Pulau Kei, Kabupaten Tual, Maluku Tenggara. Dia dianggap sebagai pimpinan kelompok Angkatan Muda Kei (Amkei) dengan jumlah anggota mencapai 12.000 orang.

Sekitar tahun 1990-an, John Kei hijrah dari tanah kelahirannya menuju Surabaya dan kemudian memutuskan untuk mencari mata pencarian di Ibu Kota Jakarta dengan modal sebagai tokoh pemuda dari kawasan Indonesia Timur.

Pria kelahiran 10 September 1969 itu tidak butuh waktu lama, kemudian John Kei pun terkenal dengan sepak terjangnya sebagai "pengusaha" debt kolektor (penagih utang) dan penjual jasa tenaga pembebasan lahan.

Malang melintang di dunia penjual jasa tenaga penagih utang dan pembebasan lahan, mengharuskan dirinya bersaing dengan kelompok lainnya, seperti Basri Sangaji (Maluku) dan Hercules (Flores-Nusa Tenggara Timur), bahkan kerap terlibat bentrokan antarkelompok.

Saat ini, nama John Kei mencuat jadi perhatian publik setelah diduga terkait dengan pembunuhan terhadap mantan bos PT Sanex Steel Indonesia, Tan Harry Tantono alias Ayung (50) di kamar 2701 Swissbell-Hotel, Sawah Besar, Jakarta Pusat, pada 26 Januari 2012 lalu.

Awalnya, tiga orang pemuda berinisial C (30), A (28) dan T (23) mengaku sebagai pelaku pembunuhan Ayung dan menyerahkan diri kepada Polda Metro Jaya, Jumat (27/1) dinihari.

Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya membentuk tim gabungan, guna menyelidiki kasus pembunuhan Ayung yang diduga bermotifkan para pelaku menagih uang bayar jasa penagihan sekitar Rp600 juta.

Berdasarkan pengakuan para tersangka yang menyerahkan diri dan petunjuk berupa 13 rekaman gambar kamera tersembunyi pada beberapa titik di Swissbell-Hotel, menunjukkan ada sekitar 16 orang yang diduga bertemu dan terlibat pembunuhan terhadap korban.

"Kita perhatikan ada sekitar 16 orang yang diduga menemui korban sebelum tewas di kamar 2701," kata Kepala Subdirektorat Umum Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Helmy Santika di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Petugas mengembangkan kasus dengan menangkap dua orang pelaku lainnya, berinisial DN dan KP yang sebelumnya sempat dimintai keterangan sebagai saksi sekitar awal Februari 2012.

Penelusuran terhadap rekaman kamera tersembunyi terus berlanjut, termasuk video yang memperlihatkan pimpinan kelompok Amkei, John Kei berada di lokasi kejadian dan diperkirakan sempat bertemu dengan Ayung sebelum meninggal dunia di kamar 2701.

Tepat pada Jumat (17/2), tersiar informasi petugas gabungan Ditreskimum Polda Metro Jaya menangkap John Kei yang diduga terlibat pembunuhan terhadap Ayung dengan modus menagih pembayaran jasa tagih utang tersebut.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Rikwanto menjelaskan John Kei ditangkap bersama aktris era 1990-an, Alba Fuad di Hotel C`One, Pulomas, Jakarta Timur.

"Petugas mengambil tindakan tegas, karena JK berusaha mengelak dan melawan," ujar Rikwanto seraya menambahkan tes urine dan darah Alba Fuad menunjukkan positif mengkonsumsi shabu.

Anggota kepolisian melumpuhkan John Kei dengan melepaskan tembakan mengarah kepada bagian betis kaki kanannya saat penangkapan tersebut.

Kemudian, petugas membawa ke Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Metro Jaya dan dirujuk menjalani operasi pengambilan proyektil di Rumah Sakit Polri Soekanto, Kramatjati, Jakarta Timur.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Toni Harmanto menegaskan penyidik memiliki bukti kuat dugaan John Kei terlibat kasus pembunuhan berencana terhadap korban Ayung.

"(Pembunuhan) ini berencana karena sengaja sudah ada persiapan sebelumnya," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Toni Harmanto di Jakarta,Rabu (22/2).

Toni mengatakan, penyidik menduga John Kei dan kelompoknya memiliki niat dan merencanakan mempersiapkan untuk membunuh Ayung, salah satu contoh petunjuk pertama dugaan kelompok John Kei terlibat pembunuhan berencana, yakni rekaman kamera tersembunyi dan pakaian John Kei ketika bertemu Ayung di hotel.

Perwira menengah kepolisian itu, menambahkan rekaman menunjukkan John Kei bersama kelompoknya, serta korban masuk ke kamar hotel yang sama dengan jeda waktu hingga korban ditemukan tewas.

Selain itu, Toni menjelaskan tersangka juga mengaku membawa pisau dari luar yang diambil lima tersangka, sehingga ada dugaan ada rencana melukai atau menghabisi nyawa korban.

Bahkan ada fakta salah seorang pelaku yang masuk daftar pencarian orang (DPO) berinisial SM diketahui orang yang memesan kamar 2701 di Swissbell-Hotel, Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Tercatat sekitar 10 orang kelompok John Kei yang masuk DPO terkait pembunuhan sadis terhadap Ayung dengan luka tusuk sekitar 32 luka tersebut.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com