Pengajuan pasangan ini
Dengan deklarasi ini, berarti koalisi Golkar, PPP, dan PDS menjadi koalisi pertama yang mengajukan calonnya dalam Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) DKI ini. Kemunculan Nono sebagai calon wakil gubernur cukup mengejutkan karena pada Selasa lalu, Nono mengikuti uji kelayakan untuk menjadi calon gubernur dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Sebelumnya, Nono juga kerap mengatakan, sebagai letnan jenderal, dirinya lebih pantas menjadi gubernur dibandingkan dengan wakil gubernur. Mengenai uji kelayakan ini, Nono mengakui telah mengikutinya.
”Namun, dari pengamatan saya, saya menangkap adanya indikasi saya tidak lolos dalam uji kelayakan itu. Lalu, saya lihat Golkar mempunyai visi dan misi yang sama dengan saya. Maka, saya bergabung di sini,” kata Nono yang juga mantan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden ini.
Mengenai posisinya sebagai calon wakil gubernur, bukan calon gubernur, Nono menyatakan tidak keberatan. ”Semangat yang saya junjung adalah pengabdian kepada masyarakat. Apa pun, jika untuk rakyat, akan saya lakukan. Bahkan, hanya untuk menjadi ketua RT sekalipun, akan saya lakukan,” katanya.
Sementara itu, Alex Noerdin dalam kesempatan ini kembali menegaskan semboyannya, yakni menjadikan Jakarta bebas dari kemacetan dan banjir dalam waktu tiga tahun. Apabila janji politik ini tidak terpenuhi, dia akan mundur dari jabatannya sebagai gubernur DKI Jakarta.
Dia juga membantah isu-isu miring yang muncul begitu dia mencalonkan diri, yakni masalah selingkuh dan korupsi wisma atlet. ”Isu selingkuh itu selalu muncul saat saya mencalonkan diri. Tetapi, ketika saya sudah terpilih, isu itu hilang sendiri,” ujarnya.
Mengenai isu korupsi, Alex juga membantahnya. ”Saya tidak akan berani mencalonkan diri sebagai gubernur DKI Jakarta jika saya korupsi. Saya memang telah dipanggil KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), bukan diperiksa, melainkan sebagai saksi,” katanya menegaskan.