”Kami masih punya sisa waktu untuk menggalang dukungan. Kalau satu hari terkumpul 10.000 dukungan, saya yakin kekurangan ini bisa ditutupi,” tutur Faisal.
Faisal mengatakan, ada dua hal yang menyebabkan dukungan terhadap pasangan ini gugur, yakni KTP kedaluwarsa dan tidak adanya pemberi dukungan saat verifikasi. Selain itu, dia mengakui, ada juga sejumlah dukungan yang tidak memenuhi syarat.
Sementara itu, pasangan Hendardji Soepandji-A Riza Patria akan menyerahkan dokumen pendaftaran pada Jumat mendatang. Hendardji sangat yakin dirinya akan lolos dalam verifikasi dukungan karena dia hanya tinggal menambah 14.839 KTP dukungan. ”Saya masih menyimpan banyak KTP dukungan. Saya akan serahkan 30.000 KTP dukungan lagi,” ujar Hendardji.
Dia sebenarnya yakin lolos dalam putaran pertama verifikasi. Hal ini disebabkan jumlah berkas dukungan yang diserahkan sangat banyak. Namun, ternyata banyak dukungan yang dicoret Panitia Pemungutan Suara (PPS) saat verifikasi faktual.
”Banyak praktik yang tidak benar, misalnya saja soal undangan verifikasi. Ada petugas PPS yang hanya menyerahkan blangko undangan kosong kepada tim sukses kami di lapangan,” kata Hendardji.
Pemberian blangko kosong ini tentu menyulitkan tim sukses karena mereka tidak hafal nama dan alamat pemberi dukungan.
”Seharusnya KPU sudah mencantumkan nama pada undangan verifikasi. Mereka yang pegang datanya, bukan kami,” ungkapnya.
Sementara itu, Jamaluddin F Hasyim, Ketua Kelompok Kerja Pencalonan KPU DKI Jakarta, mengatakan, ada beberapa ketidaksempurnaan dalam proses verifikasi. Ketidaksempurnaan itu antara lain adanya ketidaklengkapan struktur pendukung di kelurahan. Namun, pihaknya sudah berusaha sebaik mungkin melakukan verifikasi.