Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena Kesal, Mahasiswa Turunkan Foto SBY

Kompas.com - 14/03/2012, 21:11 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Enam orang mahasiswa diamankan petugas kepolisian dari satuan pengaman obyek vital (Obvit) di Kompleks DPR RI pada Rabu (14/3/2012) sore. Keenam mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Jawa Barat ini dibawa ke Mapolda Metro Jaya setelah sempat merusak foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di dalam lorong gedung DPR.

Kepada para wartawan, Yofta, salah seorang mahasiswa, menuturkan bahwa aksi itu mereka lakukan lantaran kesal dengan pemerintahan Presiden SBY. "Kami sengaja menurunkan foto itu karena dia (SBY) memang layak diturunkan," ujarnya menggebu-gebu, saat digiring petugas kepolisian masuk ke dalam ruang pemeriksaan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

Yofta mengatakan, SBY dinilai tidak sensitif akan kondisi rakyat yang sengsara dengan membuat kebijakan yang justru tidak membela kepentingan rakyatnya. "Dia buat kebijakan kenaikan BBM di saat rakyat tengah sengsara," tukas mahasiswa asal Universitas Pasundan ini.

Selain Yofta, polisi juga mengamankan lima mahasiswa lainnya, yakni Galih, Novianto, Maulana, Yudi, dan Ahyar Rasyid Yudhistira. Mereka diamankan aparat kepolisian setelah foto Presiden SBY berukuran 1 x 1,5 meter dijatuhkan dari salah satu pilar di lobi Gedung Nusantara III DPR.

Para mahasiswa itu mengangkat bingkai foto agar tali pengait yang tersangkut di paku terlepas. Setelah itu, foto itu dibalik dan dijatuhkan ke lantai dengan posisi foto kepala Presiden di bawah. Akibatnya, kaca yang melindungi foto pada bingkai tersebut hancur.

Polisi mengamankan bingkai foto dan serpihan kaca yang pecah sebagai barang bukti dalam peristiwa ini. Yofta mengaku aksi nekatnya itu dipicu akan ketidakpuasan hasil pertemuan perwakilan mahasiswa dari 17 kampus dengan Wakil Ketua DPR, Pramono Anung.

"Ada tiga butir tuntutan kami, tapi saat bertemu dengan Wakil DPR, butir ketiga itu justru dicoret," katanya.

Butir ketiga itu adalah terkait tuntutan diturunkannya Presiden SBY dan Wakil Presiden Boediono. Sementara dua butir tuntutan lainnya yang didesak mahasiswa adalah soal penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi dan tarif dasar listrik serta penangkapan para koruptor.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, hingga kini keenam mahasiswa itu masih menjalani pemeriksaan di subdit Keamanan Negara Ditreskrimum Polda Metro Jaya. "Masih diperiksa sampai sekarang belum dilepas, kami lihat apakah unsur pasal perusakan memenuhi atau tidak," kata Rikwanto saat dihubungi pada Rabu malam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

    1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

    Nasional
    Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

    Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

    Nasional
    Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

    Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

    Nasional
    Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

    Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

    Nasional
    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    Nasional
    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

    Nasional
    Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Nasional
    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Nasional
    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Nasional
    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    Nasional
    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Nasional
    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Nasional
    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

    Nasional
    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Nasional
    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com