Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polda Metro: Pelibatan TNI di Bawah Kendali Polisi

Kompas.com - 26/03/2012, 13:26 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keterlibatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam pengamanan aksi unjuk rasa menentang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menimbulkan pro dan kontra. Pasalnya, TNI dinilai hanya berwenang untuk melindungi negara dari serangan negara lain dan bukannya dari warga sendiri. Keterlibatan TNI pun dianggap tanda kepanikan pemerintah menjelang penetapan harga BBM.

Menanggapi hal ini, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan bahwa keterlibatan TNI adalah hal biasa dan kerap dilakukan kepolisian dalam tiap operasi kepolisian. "Bukan suatu baru karena beberapa kegiatan sebelumnya sudah dilakukan juga. Dalam penjagaan itu, mereka juga bisa dilibatkan atas permintaan mayarakat," ujar Rikwanto, Senin (26/3/2012), di Mapolda Metro Jaya.

Dalam pengamanan aksi unjuk rasa kali ini, Polda Metro Jaya mengerahkan 22.458 personel. Dari jumlah itu, sebanyak 8.254 personel adalah anggota TNI. Prajurit TNI ini akan ditempatkan di sejumlah objek vital, seperti stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU), depo Pertamina, dan lokasi utama aksi unjuk rasa di antaranya Gedung DPR/MPR serta Monumen Nasional.

"Untuk pelibatan kekuatan, TNI di bawah kendali kepolisan ditempatkan di objek vital yang berpotensi menimbulkan gangguan atau kerusakan," ucap Rikwanto.

Ia menyatakan, TNI juga tidak akan berhadapan langsung dengan masyarakat. Polisi menjadi barisan terdepan yang menjaga aksi masyarakat, sementara TNI akan turun jika situasi sudah dinilai cukup rawan.

Aksi menolak kenaikan harga BBM diperkirakan akan mencapai puncaknya besok, Selasa (27/3/2012). Berdasarkan data Polda Metro Jaya, sebanyak 8.000 demonstran akan berbondong-bondong datang ke Jakarta dan berunjuk rasa di sejumlah tempat, seperti di depan Gedung DPR/MPR, Istana Negara, dan bundaran Hotel Indonesia (HI).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com