Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konversi BBM ke Gas, PLN Hanya Butuh Kemauan

Kompas.com - 27/03/2012, 14:19 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - CEO EC-Think, Iman Sugema, mengatakan, Perusahaan Listrik Negara (PLN) hanya butuh kemauan untuk melakukan konversi dari bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas. Iman berpendapat, konversi tersebut penting karena biaya produksi listrik menggunakan BBM lebih mahal ketimbang BBG.

"Produksi listrik yang berasal dari pembangkit yang BBM, itu hanya 20 persen. Tetapi ongkos BBM-nya itu adalah 60 persen dari total biaya pembangkitan," sebut Iman, di Kantor EC-Think, Jakarta, Selasa (27/3/2012).

Iman menerangkan, ongkos produksi listrik menggunakan BBM semakin mahal seiring dengan kenaikan harga BBM. Jika harga BBM naik 1 persen, maka ongkos produksi untuk menghasilkan listrik bisa mencapai 3 persen.

Iman pun berpendapat, dalam melakukan konversi dari BBM ke BBG ini, PLN tidak perlu melakukan perubahan apapun. Pasalnya, PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) milik PLN sudah dirancang untuk sistem "double fire." Dengan sistem tersebut, PLN bisa menggunakan baik BBM dan BBG. "Nggak usah melakukan perubahan mesin dan lain-lain," tegas dia.

Jika PLN memang sulit mendapatkan BBG, energi ini juga bisa diimpor dari negara lain. Untuk harga, kata Iman, tidak musti lebih mahal dari gas di dalam negeri misalnya saja harga gas di Dubai sekitar 7-8 dollar AS per mmbtu. "Tinggal kemauan, susah dapat gas, omong kosong, bisa pakai gas impor," pungkas Iman.

Seperti diwartakan, Wakil Ketua Komisi VII, Effendi Simbolon, di DPR, beberapa waktu lalu, menolak alokasi cadangan risiko fiskal khusus untuk menambah besaran subsidi listrik. Menurut Effendi, tambahan subsidi listrik sebanyak Rp 24,52 triliun yang telah diputuskan di Komisi VII beberapa waktu lalu sudah pas.

Effendi menerangkan, alasan di balik disetujuinya tambahan subsidi listrik sebesar Rp 24,52 triliun lantaran adanya inefisiensi baik kelalaian dan kesengajaan di tubuh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Salah satu pemborosan yang dilakukan PLN adanya penggunaan bahan bakar minyak (BBM) sebagai salah satu sumber energi untuk menghasilkan listrik.

Effendi mengatakan, dari penerimaan PLN sebesar Rp 200 triliun, sekitar Rp 90 triliun digunakan untuk dibelanjakan ke BBM. "BBM itu sekitar 36 sen per kWh, sementara gas 6-8 sen per kWh. Kenapa enggak menggunakan itu," tegas Effendi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com